Konflik di Afghanistan
Taliban Tahan dan Pukuli Dua Wartawan Afghanistan yang Liput Aksi Protes Wanita, Begini Kronologinya
Dua wartawan ditahan dan dipukuli dengan tongkat, kabel listrik dan cambuk oleh Taliban saat meliput aksi protes di Afghanistan.
Penulis: Alma Dyani Putri
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM – Taliban dikatakan menahan dua wartawan Afghanistan dan memukuli mereka hingga luka-luka saat meliput aksi demonstrasi wanita di Kabul pada Rabu (8/9/2021).
Keduanya dipukuli dengan tongkat, kabel listrik dan cambuk setelah dituduh menjadi pihak yang mengorganisir aksi protes.
"Salah satu anggota Taliban meletakkan kakinya di kepala saya, membenturkan wajah saya ke benda keras. Mereka menendang kepala saya. Saya pikir mereka akan membunuh saya," kata fotografer Nematullah Naqdi yang menjadi salah satu korban kekerasan kepada AFP.

Baca juga: Taliban Larang Wanita Afghanistan Olahraga, Anggap sebagai Kegiatan Tidak Penting
Baca juga: China Siap Jalin Komunikasi dengan Pemerintahan Baru Afghanistan Bentukan Taliban
Naqdi dan rekannya yang seorang reporter, Taqi Daryabi sama-sama bekerja untuk EtilaatRoz.
Mereka ditugaskan untuk meliput protes kecil para perempuan yang menuntut hak atas pekerjaan dan pendidikan di depan kantor polisi di Kabul.
Naqdi mengatakan dia didatangi oleh seorang anggota Taliban saat mulai memotret kejadian.
“Mereka (Taliban) bilang ‘Kamu tidak boleh merekam’,” ungkap Naqdi.
“Mereka menangkap semua orang yang mengambil gambar dan merebut ponsel mereka (wartawan),” tambahnya.
Taliban juga sempat berusaha mengambil kameranya tetapi dia berhasil menyerahkannya lebih dulu kepada orang lain di tengah aksi.
Tetapi, dia ditangkap oleh tiga anggota Taliban yang kemudian membawanya ke kantor polisi.
Di sana, Naqdi mendapatkan perlakuan kekerasan dan pemukulan.
"Taliban mulai menghina saya, menendang saya," kata Naqdi dituduh sebagai penyelenggara aksi.
Taliban menyatakan Naqdi beruntung karena tidak dipenggal saat dia bertanya mengapa dirinya dipukuli.
Naqdi kemudian dibawa ke sel yang sudah penuh dan menemukan rekannya, Daryabi yang mendapat perlakuan serupa.
"Kami sangat kesakitan sehingga kami tidak bisa bergerak," kata Daryabi.
Baca juga: Sosok Mohammad Hassan Akhund, Pimpinan Terbaru Afghanistan Pilihan Taliban
Baca juga: Taliban Wajibkan Wanita di Universitas Afghanistan Pakai Niqab Tutupi Wajah, Ini Faktanya
Beberapa jam kemudian mereka dibebaskan tanpa penjelasan.
"Mereka melihat kami sebagai musuh," tambah Daryabi.
Dalam beberapa hari terakhir, lusinan wartawan telah melaporkan dipukuli, ditahan atau tidak diperbolehkan meliput protes.
Taliban lebih sering berlaku keras kepada jurnalis Afghanistan daripada media asing.
Dilansir dari Al Jazeera, gambar yang diposting oleh surat kabar online menunjukkan bukti fisik pencambukan dan pemukulan dengan kabel yang dialami Naqdi dan Daryabi.
Punggung bawah, kaki bagian atas, dan wajah Daryabi ditutupi dengan luka berwarna merah tua.
Lengan kiri, punggung atas, kaki bagian atas, dan wajah Naqdi juga dipenuhi bekas merah.
“Mereka dipukuli begitu parah, (sampai) mereka tidak bisa berjalan. Mereka dipukul dengan senjata, ditendang, dicambuk dengan kabel, ditampar,” kata Shaygan, seorang wartawan surat kabar lain yang datang ke kantor polisi untuk menanyakan keberadaan rekan-rekan sesama jurnalis.
Shaygan mengatakan kekerasan yang dilakukan Taliban sangat brutal sehingga Naqdi dan Daryabi kehilangan kesadaran karena rasa sakit. (TribunWow.com/Alma Dyani P)
Berita terkait Afghanistan lainnya