Pasangan Lesti Kejora dan Rizky Billar
Dapat Gelar, Rizky Billar Tak Boleh Lagi Dipanggil Nama, Berikut Penjelasan Mertua Lesti Kejora
Ayah aktor Rizky Billar, Daniel Eddy, memberikan penjelasan mengenai gelar baru yang diberikan pada anaknya.
Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
lihat foto
TRIBUNWOW.COM - Ayah aktor Rizky Billar, Daniel Eddy, memberikan penjelasan mengenai gelar baru yang diberikan pada anaknya.
Menurut ayah mertua pedangdut Lesti Kejora itu, nama besar tersebut diberikan langsung oleh tetua adat Minang atau yang disebut Mamak Datuak.
Hal ini menandakan kedewasaan Rizky Billar sebagai pria keturunan Minang yang menjadi bagian dari masyarakat adat di kampung halamannya.
Baca juga: Pergoki Lesti Kejora Boros Beli Mainan Mahal, Rizky Billar: Jual Lagi, Kakak Marah Nih
Baca juga: Simak Makna Prosesi Adat Minang Rizky Billar dan Lesti Kejora, dari Rangkaian Acara hingga Dekorasi
Dilansir kanal YouTube Cobaz TV, Senin (6/9/2021), Daniel Eddy memberikan keterangan terkait gelar tersebut.
Sembari menyebut pantun berbahasa Minang, ia mengatakan bahwa gelar tersebut merupakan tradisi masyarakat adatnya.
"Kalau orang Minang, artinya orang Padang itu, 'Ketek banamo, gadang bagala', jadi dari kecil ada namanya, sudah besar dia enggak boleh dipanggil nama lagi, ada gelarnya," terang Daniel Eddy.
Gelar tersebut hanya diberikan kepada pihak laki-laki.
Sehingga, Lesti sebagai istri, tidak perlu mendapat gelar lain.
Setelah gelar tersebut melekat padanya, Rizky Billar tak lagi dipanggil dengan nama.
Secara adat, Rizky Billar hanya boleh disebut Panduko Rajo.
"Itu khusus untuk laki-laki, jadi mulai saat itu, dia dipanggil gelarnya, Panduko Rajo," beber Daniel Eddy.
"Artinya dia enggak boleh lagi dipanggil nama sama keluarga, karena dia sudah besar artinya sudah menikah, panggilan adatnya enggak boleh lagi."
Rupanya, panggilan tersebut tak akan berpengaruh dengan nama asli Rizky Billar.
Baca juga: Lihat Isi Suvenir Ngunduh Mantu Rizky Billar dan Lesti Kejora, Disebut Berharga Jutaan
Sebutan ini hanya berlaku bagi keluarga atau pada saat mengikuti acara adat.
"Panggilan sehari-hari itu enggak boleh dia dipanggil nama lagi, keluarga-keluarga itu enggak boleh panggil nama lagi," ujar Daniel Eddy.
