Breaking News:

Lawan Covid19

Kasus Covid-19 di Kudus Melandai dan Berada di Level 2, Ini Kata Bupati HM Hartopo dan Kemenkes

kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus saat ini telah mengalami pelandaian meski dulu sempat mengalami lonjakan. Ini rahasianya.

TribunJateng.com/Rifqi Gozali
Bupati Kudus HM Hartopo. kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus saat ini telah mengalami pelandaian meski dulu sempat mengalami lonjakan. Ini rahasianya. 

Bahkan Presiden Joko Widodo memberikan atensi khusus untuk penanganan kasus positif Covid-19 di Kudus.

"Kemarin banyak atensi dari pusat, dari Presiden, Menteri Kesehatan, BNPB. Semua turun. Bahkan dari Panglima TNI semua turun di sini memberikan support kepada kita. Juga memberikan bantuan terkait tenaga kesehatan juga. APD dan mungkin ada banyak lagi untuk Kabupaten Kudus," ucap Hartopo.

Saat ini, vaksinasi Covid-19 dosis pertama di Kudus sekitar 24 persen. Sementara untuk dosis kedua baru sekitar 20 persen.

Baca juga: Bisakah Tidur Satu Ruangan dengan Pasien Covid-19 ketika Isolasi Mandiri? Ini Penjelasannya

Kudus di Level 2

Saat ini pandemi Covid-19 kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berada di level 2.

Padahal sebelumnya kasus terinfeksi virus SARS-CoV-2 di kabupaten itu cukup tinggi.

Hal ini diungkapkan oleh Bupati Kudus, H.M Hartopo S, T. M.M, M.H.

Puncak kasus terjadi pada 12 Juni 2021 yang saat mencapai 2300 kasus.

"Rata-rata kasus perhari bisa paling banyak 500 kasus. Angka kematian bisa 34 orang perharinya. Banyak sirine yang lewat," ungkapnya secara daring, Selasa (31/8/2021).

Bahkan Hartopo menyebutkan jika kasus infeksi di Kudus adalah yang tertinggi di Jawa Tengah.

Menurut pemaparan Hartopo, lonjakan kasus disebabkan adanya sebuah tradisi yang dilakukan pada hari Raya Idul Fitri.

"Pada hari raya kemarin ada tradisi banyaknya warga yang kerja di luar kota mudik atau pulang kampung. Kemarin sudah dilarang pemerintah, penyekatan, pengetatan sudah dilakukan pemerintah," katanya lagi.

Namun Hartopo menyebut jika masyarakat masih kucing-kucingan, sehingga bisa masuk dari luar kota ke desa.

Saat bulan Syawal, kata Hartopo banyak keluarga yang menginginkan keluarga kumpul di rumah.

"Ada tradisi makan opor bersama, suguhan snack. Banyak orang di luar kota lepas dari protokol kesehatan, makan bersama sambil ngobrol ini menjadi potensi yang luar biasa," paparnya lagi.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews.com
Tags:
Lawan Covid-19KPCPENKementerian Komunikasi dan InformatikaCovid-19Virus CoronaKemenkesKudusHM Hartopo
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved