Terkini Nasional
Saat Mural Berbau Kritik Dihapus, Sudjiwo Tedjo: Kalau untuk Demokrasi, Dibantu Setan pun Aku Bela
Budayawan Sudjiwo Tedjo turut memgomentari heboh mural berbau kritik terhadap pemerintah di sejumlah daerah.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Budayawan Sudjiwo Tedjo turut memgomentari heboh mural berbau kritik terhadap pemerintah di sejumlah daerah.
Dilansir TribunWow.com, sejumlah mural pun dihapus pihak pemerintah karena dianggap bentuk vandalisme.
Terkait hal itu, Sudjiwo kemudian ikut berkomentar selaku seorang seniman.
Menurut Sudjiwo, sejumlah kalimat kritik dalam mural tersebut sangat menohok pemerintah.

Baca juga: Marak Mural Berbau Kritik terhadap Pemerintah Dihapus, Sudjiwo Tedjo: Nempelnya di Kenangan
Baca juga: Wajahnya Ramai Dijadikan Mural 504 Error dan Meme King of Penjilat, Begini Reaksi Ngabalin
Ia pun menyinggung mural bertuliskan 'Dipaksa sehat di negara yang sakit' yang dinilainya memiliki makna yang tinggi.
Hal itu diungkapkan dalam kanal YouTube tvOneNews, Jumat (27/8/2021).
"Enggak bisa men-judge kalau orang dari kalangan bawah kata-katanya enggak mungkin bersayap kayak gitu," ujar Sudjiwo.
"Kebanyakan seniman rupa yang sudah sibuk sama lukisan itu sudah sibuk dengan lukisan di kanvas."
"Di luar mereka ya tembok, mural."
Sudjiwo kemudian menanggapi soal dugaan para seniman itu dibayar untuk menuliskan mural berbau kritik di sejumlah daerah.
Kata dia, seniman bisa saja merangkai kata-kata berbau kritik itu meski tak memiliki pendidikan yang tinggi.
"Cuma kalau pertanyaannya bahasanya tinggi, 'Tuhan kami lapar' itu kan tinggi," jelasnya.
"'Dipaksa sehat di negara yang sakit' itu kan menohoknya tinggi banget."
"Bisa iya bisa enggak karena seniman meski tidak terdidik bisa aja imajinasinya tinggi."
Lebih lanjut, Sudjiwo mengaku akan mendukung mural tersebut asalkan murni bertujuan mengajukan kritik terhadap peerintah.