Virus Corona
Ada di Indonesia, Kenali Ramuan Herbal yang Digunakan Thailand untuk Pasien Covid-19 Gejala Ringan
Thailand resmi menggunakan obat herbal untuk pasien Covid-19 gejala ringan atau tanpa gejala. Ramuan apa itu?
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Rekarinta Vintoko
Namun, departemen mengatakan bahwa sementara ramuan itu dapat menghentikan gejala Covid-19 yang memburuk.
Tetapi dia menyebut bahwa tidak ada temuan sambiloto dapat mencegah paparan Covid-19.

Dalam persidangan lain di mana obat herbal digunakan pada 11.800 narapidana dengan gejala ringan, departemen pemasyarakatan mengatakan bahwa 99 persen dari mereka pulih.
Otoritas kesehatan mengatakan orang dewasa dengan gejala ringan harus mengonsumsi 60mg ekstrak sambiloto tiga kali sehari sebelum makan.
Dalam tahapan terapi pengobatan biasanya berlangsung lima hari.
Dengan melonjaknya permintaan, beberapa rumah sakit yang menggunakan jamu bersama-sama dengan obat modern mulai kehabisan stok.
"(Kami) saat ini sedang mempercepat produksi pil fah talai jone untuk memenuhi permintaan yang melonjak," kata otoritas Rumah Sakit Chaophraya Abhaibhubejhr.
Rumah sakit juga memperingatkan masyarakat agar tidak mengkonsumsi ramuan dalam jumlah besar karena dapat merusak ginjal dan hati.
Dr Kwanchai menyarankan untuk tidak mengkonsumsi ramuan tersebut selama lebih dari lima sampai tujuh hari karena bisa menimbulkan efek samping.
Efek samping yang bisa muncul yaitu dapat menyebabkan mati rasa di tangan dan kaki, menurunkan tekanan darah dan berdampak pada ginjal, dikutip dari Bangkok Post.
Selain itu, wanita hamil dan ibu menyusui, serta mereka yang memiliki masalah ginjal dan hati, juga harus menghindari ramuan itu.
Beberapa ahli medis mengatakan ada kekurangan bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa ramuan itu adalah obat yang efektif untuk Covid-19.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan obat herbal tersebut belum terdaftar sebagai obat Covid-19.
"Saat ini, fah talai jone tidak terdaftar oleh WHO sebagai pengobatan yang efektif untuk Covid-19," ujarnya terkait pemberitaan di Strait Times.
WHO menambahkan bahwa pihaknya menyambut baik pengakuan dari setiap agen terapi baru untuk mengobati infeksi Covid-19.