Breaking News:

Konflik di Afghanistan

Kondisi Afganistan setelah Taliban Mengambil Alih Pemerintahan, Warga: Saya Berharap Pergi

Kelompook Taliban telah menguasai pemerintahan Afganistan beberapa jam setelah Amerika Serikat memutuskan menarik mundur tentaranya.

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
AFP
Pejuang Taliban berdiri di atas kendaraan polisi yang rusak di sepanjang pinggir jalan di Kandahar, Afganistan, pada 13 Agustus 2021. 

TRIBUNWOW.COM - Kelompok Taliban telah menguasai pemerintahan Afganistan beberapa jam setelah Amerika Serikat memutuskan menarik mundur tentaranya, Minggu (15/8/2021).

Kekacauan sempat terjadi ketika sejumlah warga berbondong-bondong berusaha meninggalkan negaranya.

Dikhawatirkan dengan kembali berkuasanya Taliban, maka peraturan konservatif akan kembali dicanangkan.

Video ratusan orang terlihat berlari di samping pesawat angkut Angkatan Udara AS saat bergerak di landasan pacu viral.
Video ratusan orang terlihat berlari di samping pesawat angkut Angkatan Udara AS saat bergerak di landasan pacu viral. (Twitter.com/@AuroraIntel)

Baca juga: Belum Pulang ke Afganistan, Ternyata Ini yang Buat Mantan Pemain Persib Bandung Masih di Indonesia

Baca juga: Taliban Klaim Bertanggung Jawab Atas Penyerangan Hotel Mewah di Kabul, Afghanistan

Dilansir Aljazeera.com, Senin (16/8/2021), sejumlah foto beredar memperlihatkan kepanikan masyarakat setelah mengetahui berkuasanya kembali Taliban.

Apalagi, ketika Presiden Afganistan Ashraf Gani justru memutuskan untuk kabur.

Sehari setelahnya, tampak seorang pemilik dari salon kecantikan menghapus gambar wanita di jendela mereka, sesuatu yang tidak akan diizinkan dipasang ketika pemerintahan Taliban berkuasa sekitar tahun 1996-2001.

Namun sejauh ini, kelompok itu sendiri tampaknya belum melakukan tindakan untuk melarang apa pun yang mungkin bertentangan dengan keyakinan konservatif mereka.

Gym masih memiliki gambar pria bertelanjang dada berotot, poster rumah sakit seorang dokter wanita India juga masih tidak tersentuh.

Baca juga: Kisah Nyata Timothy Week, Ditahan Taliban Selama 3 Tahun namun Tak Pernah Simpan Dendam

Gambar Abdul Razeq, kepala polisi Kandahar yang sangat dibenci oleh Taliban, tidak diturunkan.

Begitu pula spanduk dan bendera untuk memperingati Ashoura – hari libur Muslim dengan arti khusus bagi sekte Syiah.

Seiring berlalunya hari, semakin banyak orang mulai keluar di jalan-jalan kota, termasuk wanita, dan restoran serta toko mulai dibuka kembali.

Jalanan mulai penuh, dan para wanita terlihat keluar dengan pakaian normal bukannya memakai burqa seperti yang dulunya dipaksakan pemerintah Taliban.

Ehsan Habib, yang pernah tinggal di Teluk Persia, Eropa dan Iran, mengatakan bahwa pidato tentang jaminan terhadap keamanan saja tidak akan menenangkan pikirannya.

Dia yang saat datang ke sebuah gerbang di lingkungan Wazir Akbar Khan, berharap untuk dapat berbicara dengan kedutaan Kanada.

Tetapi pejuang Taliban yang berjaga di sana mengatakan kepadanya bahwa kedutaan telah ditutup.

“Saya kembali setahun yang lalu dengan berpikir bahwa negara saya telah diperbaiki, saya berharap saya dulu tetap tinggal,” kata Ehsan Habib.

Baca juga: Sosok Mullah Abdul Ghani Baradar, Wakil Pemimpin Taliban yang Sambangi Indonesia

Sebagian besar keluarganya berada di Iran, dan pemerintahan baru Taliban tidak memberinya keyakinan.

“Saya tidak tahu harus berbuat apa, kita semua terpencar. Saya berharap saya telah pergi,” ungkap Ehsan Habib.

Juma Gol, seorang sopir taksi yang telah mengangkut beberapa orang ke bandara yang penuh sesak sejak Senin pagi turut buka suara.

Ia menyesali kenyataan bahwa ketika pemerintahan baru datang ke Afghanistan, semua jejak yang telah ada sebelumnya segera memudar menjadi pasir sejarah.

"Apa gunanya tidak muncul, mengapa orang tidak bisa melakukan pekerjaan mereka," katanya tentang kurangnya polisi di jalanan.

Ia juga menyalahkan sederet usaha yang ditutup karena justru menambah kekacauan keseluruhan di kota.

“Hidup harus terus berjalan, tidak ada yang keluar dan mengatakan untuk menutup bisnis anda," tandas Juma Gol.

Baca juga: Warga Cegat Pesawat demi Kabur dari Taliban, Eks Persib Farshad Noor Perlihatkan Kondisi Afghanistan

Baca juga: Fakta Viral Video Ratusan Orang Lari dan Berebut Naik Pesawat di Kabul Afganistan, 5 Orang Tewas

Tanggapan Joe Biden

Presiden Amerika Serikat Joe Biden memberikan pembelaan terkait keputusannya untuk menarik pasukannya dari Afganistan.

Meski kini pemerintahan negara tersebut telah diambil alih Taliban, Joe Biden tetap teguh bahwa keputusannya adalah tindakan yang tepat.

Adapun pernyataan itu dibuat setelah viral beredar sebuah video yang memperlihatkan kepanikan warga Afganistan hingga nekat mencegat pesawat demi kabur dari Taliban.

Dilansir Ajazeera.com, Senin (16/8/2021), Joe Biden memberikan pidato perdana setelah Taliban kembali bekuasa di Afganistan.

Ia mengatakan bahwa misi Amerika Serikat di Afganistan bukanlah tentang pembangunan bangsa.

Joe Biden mengakui, runtuhnya pemerintah Afghanistan ke tangan Taliban terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan.

Meski begitu, ia menekankan bahwa penarikan pasukan Amerika dari daerah konflik tersebut sudah benar.

"Saya teguh mempertahankan keputusanku,” kata Biden dalam pidato yang disiarkan televisi.

“Apapun itu, perkembangan beberapa minggu belakangan memperkuat pertimbangan bahwa mengakhiri keterlibatan militer AS di Afghanistan sekarang adalah keputusan yang tepat."

"Pasukan Amerika tidak bisa dan tidak seharusnya berperang dan mati dalam perang yang bahkan pasukan Afghanistan tidak mau berperang untuk diri mereka sendiri.”

Komentar Biden muncul setelah beredar video berisi kekacauan di bandara Kabul.

Di mana ribuan warga Afghanistan berkumpul dalam upaya putus asa untuk meninggalkan negara yang kini telah diambil alih oleh Taliban.

Kelompok itu pada hari Minggu mengambil alih istana kepresidenan Afghanistan di Kabul, serta distrik-distrik di seluruh kota, hanya beberapa jam setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri.

Adapun tindakan tersebut diklaim bertujuan untuk mencegah pertumpahan darah lebih lanjut.

Namun, kepergian sang presiden justru dikecam oleh warga Afghanistan sebagai keputusan yang tidak patriotik dan menyedihkan. (TribunWow.com)

Berita terkait lainnya

Tags:
TalibanAfganistanPemerintahAmerika SerikatMohammad Ashraf Gani
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved