Virus Corona
Bisa hingga Beberapa Minggu seusai Isoman, Ini Gejala Long Covid-19 yang Sering Terjadi pada Anak
Anak-anak yang terinfeksi Covid-19 bisa mengalami kondisi di mana gejalanya menetap hingga berminggu-minggu setelah sembuh dari Covid-19.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNWOW.COM - Sama seperti orang dewasa, anak-anak yang terinfeksi Covid-19 bisa mengalami kondisi di mana gelajanya menetap hingga berminggu-minggu setelah sembuh dari Covid-19.
Jika pasien masih mengalami gejala yang bertahan hingga lebih dari empat minggu sejak gejala awal, fenomena itu disebut long Covid.
Dilansir dari WebMD, kebanyakan anak-anak hanya mengalami gejala ringan ketika terinfeksi Covid-19.
Baca juga: Kisah Anak Umur 12 Tahun Harus Dirawat di RS karena Covid-19 Varian Delta, Ini Gejala yang Dialami
Baca juga: Mereka Kerap Dibayangi Stigma, Sekitar 100 Ribu Anak Muda di Inggris Alami Long Covid-19
Mereka cukup melakukan isolasi mandiri untuk pemulihan tanpa perlu dirawat di rumah sakit.
Dalam studi terbaru dari sebuah penelitian yang diterbitkan oleh The Lancet, kurang dari 1 dari 20 anak yang dites positif memiliki gejala Covid-19 yang berlangsung lebih dari 4 minggu.
Pada minggu ke-8, sebagian besar gejala yang dilaporkan tampak mereda.
Sebuah penelitian yang sedikit lebih besar yang dilaporkan dalam Journal of American Medical Association menemukan bahwa sekitar 1 dari 25 anak melaporkan setidaknya satu gejala yang berlangsung lebih dari 12 minggu.
Berdasarkan apa yang diketahui sekarang, dengan beberapa studi tersebut bisa dikatakan bahwa anak-anak memang jarang mengalami long Covid.
Tetapi tetap penting untuk memahami bagaimana hal itu dapat memengaruhi mereka.
Hingga kini juga tidak diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan beberapa anak memiliki gejala Covid-19 jangka panjang.
Meskipun jelas bahwa faktor risiko tertentu (seperti obesitas dan penyakit lain yang mendasarinya) dapat membuat seseorang berisiko terkena penyakit serius akibat Covid-19.
Tidak ada hubungan yang jelas antara kondisi ini dan gejala long Covid.
Selain itu, penyintas Covid-19 meski sebelumnya tanpa gejala juga bisa mengami keluhan usai dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Sejalan dengan itu, gejala long Covid masih bisa terjadi pada anak-anak yang memiliki gejala ringan atau tanpa gejala ketik terinfeksi Covid-19.
Anak-anak mungkin memiliki berbagai keluhan seusai dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Baca juga: Bisa karena Kabut Otak, Simak Tips Mengatasi Mudah Lupa seusai Isolasi Mandiri atau Sembuh Covid-19
Para ahli di King's College London menggunakan data yang dilaporkan pengasuh dari 1.734 anak berusia 5-17 tahun untuk melacak gejala jangka panjang yang paling umum pada anak-anak.
Dari September 2020 hingga Februari 2021, gejala yang paling sering termasuk:
1. Kelelahan (Fatigue) sebanyak 55%
2. Demam pada anak usia 5-11 sebanyak 43,7%
3. Sakit kepala sebanyak 62,2%
4. Sakit tenggorokan pada anak usia 12-17 sebanyak 51%
Dari anak-anak dalam penelitian ini, 37 orang harus mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Tetapi tidak ada yang mencantumkan kematian.
Para ahli juga menemukan bahwa anak-anak yang lebih tua yaitu sekitar usia 12-17 tahun lebih mungkin memiliki gejala Covid-19 yang lama daripada anak-anak yang lebih muda (usia 5-11).
Gejala lain yang ditemukan pada orang dengan long Covid yaitu:
1. Kabut otak (Brain Fog) atau kesulitan berpikir atau berkonsentrasi
2. Sakit dada dan batuk
3. Depresi atau kecemasan
4. Palpitasi jantung
5, Nyeri sendi atau otot
6. Pusing saat berdiri
7. Kehilangan indera penciuman dan perasa atau pengecap.
8. Kesulitan bernapas
Gejala spesifik pada anak mungkin tergantung pada derajat penyakit yang mereka alami.
Jika mereka berada di unit perawatan intensif (ICU) atau menggunakan ventilator, mereka mungkin lebih cenderung memiliki otot yang lemah, kelelahan, detak jantung yang cepat, dan kabut otak.
Ini semua adalah efek samping yang umum pada orang yang pernah berada di ICU.
Selain itu, gejala long Covid sendiri bisa jadi tumpang tindih atau saling mempengaruhi.
Seperti misalnya sindrom kelelahan kronis yang tidak diketahui penyebabnya tetapi paling sering dialami pasien long Covid baik anak-anak maupun orang dwasa.
Sindrom kelelahan kronis dapat menyebabkan pusing yang intens, kelelahan, kabut otak, atau sesuatu yang disebut malaise pasca-aktivitas.
Malaise dapat terjadi setelah anak melakukan lebih banyak aktivitas fisik atau mental daripada biasanya.
Setelah itu, mereka mungkin merasa sangat lelah, sakit kepala, atau sensitif terhadap cahaya dan suara selama berhari-hari.
Selain itu pada kasus intoleransi ortostatik, anak dapat merasa pusing, lemah, pusing, atau pingsan ketika mereka duduk atau berdiri selama lebih dari beberapa menit.
Hal ini terjadi karena berkurangnya aliran darah ke otak mereka.
Dengan kondisi ini, anak mungkin tidak memiliki energi untuk beraktivitas seperti sebelumnya.
Mereka mungkin perlu duduk saat mandi atau berbaring setelah melakukan aktivitas tertentu. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)