Terkini Nasional
Kenakan Pakaian Adat Baduy, Ini Pidato Presiden Jokowi di Sidang Tahunan MPR: Krisis Ini seperti Api
Presiden Jokowi memberikan pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD di Kompleks Parlemen Jakarta.
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD di Kompleks Parlemen Jakarta, Senin (16/8/2021) pagi.
Dilansir TribunWow.com, Presidan Jokowi hadir bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Kedatangan Jokowi disambut Ketua MPRI RI Bambang Soesatyo, Ketua DPR RI Puan Maharani, dan Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti.

Baca juga: Fakta Viral Mural Jokowi, Ternyata Ini Asal Usul Kata 404: Not Found dan Artinya Menurut Roy Suryo
Terlihat, Presiden Jokowi tampil dengan mengenakan pakaian adat Suku Baduy asal Jawa Barat, lenngkap dengan tas dan ikat kepalanya berwarna hitam dan biru.
Sementara Wapres Ma'ruf Amin terlihat mengenakan pakaian adat Suku Mandar dari Sulawesi Barat.
Ada dua pidato yang disampaikan Kepala Negara dalam sidah tersebut.
Pertama, Jokowi menyampaikan Pidato Presiden RI dalam rangka Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR RI-DPD RI Tahun 2021, pukul 08.30 WIB.
Kemudian, Jokowi juga akan menyampaikan Pidato Presiden RI dalam rangka Penyampaikan RUU APBN Tahun Anggaran 2022 disertai Nota Keuangan dan Dokumen Pendukungnya pada pukul 10.30 WIB.
Baca juga: Konflik Hotman Paris dan Kopi Kenangan Cuma Sandiwara Promosi Produk Baru, Netizen Kena Prank
Isi Pidato Jokowi
Di awal pidatonya yang pertama, Jokowi menyinggung tentang bagaimana seharunya masyarakat memaknai pandemi.
Menurutnya, masyarakat harus adaptif dan terus belajar dari tantangan krisis, resesi, dan pandemi yang belum kunjung berakhir.
"Krisis, resesi, dan pandemi itu seperti api. Kalau kita bisa hindari, tetapi jika hal itu tetap terjadi, banyak hal yang bisa kita pelajari," kata Jokowi dikutip TribunWow.com dari Sekretariat Presiden.
"Api memang membakar, tetapi sekaligus menerangi. Kalau terkendali, dia menginspirasi dan memotivasi. Dia menyakitkan tetapi sekaligus bisa menguatkan."
Presiden mengibaratkan krisis pandemi ini seperti api yang mungkin bisa melukai namun juga bisa dimaknai sebagai pembelajaran bersama.
"Kita ingin pandemi ini menerangi kita untuk mawas diri, memperbaiki diri, dan menguatkan diri kita dalam menghadapi tantangan masa depan," ujar Jokowi.
"Pandemi ini seperti Kawah Candradimuka, yang menguji, yang mengajarkan, dan sekaligus mengasah."
Baca juga: Ramai Dibandingkan India, Jokowi Turunkan Harga PCR dan Segerakan Hasil Tes: Paling Lambat 1x24 Jam
Jokowi tidak memungkiri bahwa kondisi pandemi ini memang punya banyak risiko bagi kehidupan bangsa Indonesia.
Namun, ia mengharap bahwa kondisi ini harus dimaknai sebagai ujian yang bisa menguatkan.
"Beban yang penuh risiko dan memaksa kita untuk menghadapi dan mengelolanya,"
"Semua pilar kehidupan kita diuji, semua pilar kekuatan kita diasah. Ketabahan, kesabaran, ketahanan, kebersamaan, kepandaian, dan kecepatan kita semuanya diuji sekaligus diasah,"
Menurut Jokowi, pandemi ini merupakan proses yang mengasah Indonesia menjadi bangsa yang tahan banting menghadapi tantangan di masa depan.
Secara fisik, sidah tersebut hanya dihadiri sebanyak 60 orang.
Di antaranya yakni Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, pimpinan DPR (5 orang), pimpinan MPR (10 orang), ketua fraksi/kelompok DPD (10 orang).
Selain itu, Ketua fraksi di DPR (9 orang), pimpinan DPD (4 orang), perwakilan subwilayah (4 orang), serta 4 pimpinan lembaga negara (Ketua BPK, Ketua MA, Ketua MK, dan Ketua KY).
Adapun Menteri yang hadir adalah Menko Polhukam, Menko PMK, Menko Marives, Menteri Sekretariat Negara, Sekretaris Kabinet, Menteri Keuangan, Kepala Bappenas, Panglima TNI, dan Kapolri. Sementara sisanya hadir secara virtual.
Lihat videonya:
(TribunWow.com/Rilo)