Breaking News:

Virus Corona

Harga Tes PCR Indonesia Nyaris 10 Kali Lipat Lebih Mahal Dibanding India, Begini Kata Kemenkes

Kemenkes siap mengevaluasi harga tes PCR yang kini dianggap masih terlalu mahal, Jumat (14/8/2021).

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Tiffany Marantika Dewi
KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO
Ilustrasi/Petugas medis Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan swab test Covid-19 di Pasar Bogor, Selasa (12/5/2020). Kementerian Kesehatan akan mengevaluasi harga tes PCR yang kini dianggap masih terlalu mahal, Jumat (14/8/2021). 

Berdasarkan penuturan seorang temannya, Tjandra menyampaikan bahwa ada kemungkinan pemerintah India memberikan subsidi terkait biaya tes PCR.

Hal itu mungkin saja terjadi sebagai bagian penanggulangan pandemi Covid-19.

"Juga mungkin karena ada fasilitas keringanan pajak, yang saya tidak punya informasi yang pasti tentang hal itu.

Baca juga: Baik Dikonsumsi Pasien Covid-19 saat Isolasi Mandiri, Ini 5 Manfaat Probiotik bagi Kesehatan

Baca juga: Cegah Kematian Gejala Berat, WHO Lakukan Uji Klinis 3 Obat Baru untuk Pengobatan Pasien Covid-19

"Banyak juga dibicarakan tentang lebih murahnya bahan baku untuk industri. Juga mungkin ketersediaan tenaga kerja yang besar jumlahnya," ujar Tjandra kepada Tribun, Sabtu (14/8/2021).

Semua kemungkinan tersebut memang perlu dianalisa lebih lanjut.

Namun yang pasti, selain tarif PCR, harga obat-obatan di India juga terlampau lebih murah bila dibandingkan dengan Indonesia.

"Pada waktu saya 5 tahun bertugas di WHO Asia Tenggara yang berkantor di New Delhi India maka setiap kali pulang ke Jakarta dirinya selalu membawa titipan obat-obat dari teman-teman di Indonesia untuk konsumsi sehari-hari mereka," ujarnya.

Pengalaman Tjandra sewaktu menjabat Direktur WHO Asia Tenggara dan berkantor di New Delhi, biayanya tes PCR 2400 rupee, atau Rp 480.000.

Sementara pada saat itu tarif tes PCR di Indonesia masih sekitar lebih dari Rp 1 juta.

Pada November 2020 pemerintah kota New Delhi menetapkan harga baru yang jauh lebih rendah lagi.

Dari yang semula 2400 rupee dipangkas hanya menjadi 1200 rupee atau Rp 240.000, atau turun separuhnya.

Tarif PCR tersebut kemudian turun lagi menjadi 800 rupee saja (Rp 160.000) untuk pemeriksaan di laboratorium dan RS swasta.

Selanjutnya awal Agustus 2021 ini pemerintah kota New Delhi menurunkan lagi patokan tarifnya, menjadi 500 rupee, atau Rp 100 ribu saja.

Kalau pemeriksaannya dilakukan di rumah klien maka tarifnya adalah 700 rupee, atau Rp 140 ribu rupiah.

Sementara itu tarif pemeriksaan rapid antigen adalah 300 rupee atau Rp 60 ribu rupiah.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Tags:
PCRIndiaCovid-19Virus CoronaKemenkes
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved