Breaking News:

Virus Corona

Kenali Gejala Badai Sitokin, Bisa Terjadi seusai Isolasi Mandiri atau Sembuh dari Covid-19

Badai sitokin masih bisa terjadi pada penyintas Covid-19 meski pasien tanpa gejala. 

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
Kompas.com
Ilustrasi isolasi mandiri. Badai sitokin masih bisa terjadi pada penyintas Covid-19 meski pasien tanpa gejala.  

TRIBUNWOW.COM - Badai sitokin masih bisa terjadi pada penyintas Covid-19 meski pasien tanpa gejala. 

Gejala terjadinya fenomena badai sitokin juga bisa terjadi setelah pasien selesai menjalani isolasi mandiri atau sembuh dari Covid-19

Dilansir dari BBC, disebutkan bahwa badai sitokin merupakan fenomena ketika sistem kekebalan tubuh kita bergerak tak terkendali dan memicu reaksi berlebihan yang merusak organ.

Hal itu bisa terjadi pada pasien Covid-19 karena tubuh menghasilkan sitokin atau sel-sel kekebalan membanjiri paru-paru ketika terinfeksi Covid-19.

Dalam kasus yang parah, badai sitokin bisa menyebabkan pembuluh darah bocor hingga mengalami pembekuan darah, tekanan darah anjlok dan gagal organ.

Baca juga: Bisa Dialami Pasien Covid-19 saat Isolasi Mandiri, Ini 5 Cara Alami Meredakan Ruam Kulit

Gejala badai sitokin yang bias dialami pasien Covid-19 juga berbeda karena badai sitokin bisa menyerang di berbagai organ dan bisa menyerang secara bersamaan. 

"Sebagian besar pasien yang mengalami badai akan mengalami demam, dan sekitar setengahnya akan mengalami beberapa gejala sistem saraf, seperti sakit kepala, kejang, atau bahkan koma," kata Randy Cron, ahli reumatologi dan imunologi anak di University of Alabama di Birmingham.

"Mereka cenderung lebih sakit dari yang diekspektasikan."

"Sekarang baru dokter yang memahami dengan betul gejala badai sitokin dan bagaimana mengobatinya."

Pasien perlu melakukan diagnostik dengan melakukan sejumlah pemeriksaan hingga tes darah.

Misalnya, kadar protein feritin dalam darah dapat meningkat, seperti halnya konsentrasi darah dari protein C-reaktif indikator peradangan, yang dibuat oleh hati.

Petunjuk pertama bahwa kasus Covid-19 yang parah termasuk badai sitokin ditemukan dari rumah sakit di China yang merupakan pusat wabah.

Dokter di Wuhan, dalam sebuah penelitian terhadap 29 pasien, melaporkan bahwa tingkat sitokin IL-2R dan IL-6 yang lebih tinggi ditemukan pada infeksi Covid-19 yang lebih parah.

Di tahun 2020, badai sitokin juga banyak ditemukan di antara pasien Covid-19 yang ada di Amerika Serikat.

"Saya telah melihat banyak," kata Roberto Caricchio, kepala reumatologi di Temple University di Philadelphia.

Data yang tepat belum ada, tetapi dia mengatakan bahwa mungkin 20 hingga 30 persen pasien dengan kasus parah dan gejala paru-paru memiliki tanda-tanda badai sitokin.

Kondisi badai sitokin yang terjadi di sana juga menunjukkan lebih sering menyebabkan pembekuan darah.

Dijelaskab bahwa badai sitokin memang sering muncuk ketika terjadi pandemi di dunia.

Para ilmuwan menduga bahwa badai sitokin menyebabkan banyak kematian dalam pandemi flu 1918 dan wabah Sars 2003, virus yang terkait dengan virus yang menyebabkan Covid-19.

Baca juga: Antibodi Penyintas Covid-19 Tak Bertahan Lama, CDC: Vaksinasi Bisa Kurangi Risiko Reinfeksi

Baca juga: Coba saat Isolasi Mandiri, Peneliti Australia Ungkap Potensi Habbatussauda untuk Obat Covid-19

Pengobatan

Steroid sering menjadi pilihan pengobatan pertama.

Mereka bertindak secara luas untuk meredam sistem kekebalan, tetapi, tentu saja, sistem itu diperlukan pada intensitas yang lebih rendah untuk melawan virus atau bakteri lain yang bisa menjadi infeksi.

Dalam kasus Covid-19, belum jelas apakah steroid bermanfaat atau berbahaya.

Ada juga obat yang mengganggu sitokin tertentu.

Idenya adalah bahwa mereka akan membiarkan respon imun yang baik tetap utuh.

Hal terbaik bagi dokter untuk mengobati badai sitokin adalah dengan menemukannya pada tahap awal.

“Trik terbesar dalam badai sitokin adalah dengan mengenalinya,” kata Schulert.

Untuk itu dia merekomendasikan agar setiap orang yang cukup sakit untuk dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 mendapatkan tes feritin dalam darah mereka yang murah.

Mereka telah melakukannya di rumah sakit mereka, dan berharap bisa diikuti oleh tempat lainnya. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya

Tags:
Virus CoronaCovid-19Tips Kesehatanisolasi mandiriIsoman
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved