Breaking News:

Virus Corona

Kisah Pilu Anak Kembar di Bantul, Ayah, Ibu, Kakak, dan Neneknya Meninggal Dunia karena Covid-19

Sepasang anak kembar di Bantul, Yogyakarta, tengah berduka setelah ayah, ibu, kakak, dan neneknya meninggal dunia akibat Covid-19.

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Rekarinta Vintoko
Shanghaiist
Ilustrasi - Dua anak kembar di Bantul, Yogyakarta, harus merasakan kepahitan setelah 4 anggota keluarganya meninggal akibat Covid-19 dalam waktu yang berdekatan, Kamis (5/8/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Kisah pilu akibat ditinggal orang terdekat akibat Covid-19 juga dirasakan sepasang anak kembar ET dan EI (14).

Keduanya adalah warga Padukuhan Banyon Baru, Kalurahan Pendowoharjo, Kapanewon Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam waktu yang berdekatan, saudara kembar itu harus kehilangan kedua orangtua, kakak, dan neneknya karena Covid-19.

Baca juga: Pasien Covid-19 Dianjurkan Rontgen Dada dan Tes Darah seusai Isolasi Mandiri, Simak Penjelasannya

Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Lurah Pandowoharjo Hilmi Hakimudin membenarkan bahwa 4 orang terdekat ET dan EI meninggal dunia dalam waktu yang tak berselang lama.

Kedua anak yang baru menginjak usia remaja itu mulai kehilangan kedua orangtuanya yakni ST (51) dan SP (49) pada 15 dan 16 Juli 2021.

Belum ada sepekan, kakak laki-laki mereka yakni E (26) wafat pada 22 Juli 2021.

Tak cukup sampai disitu, kepahitan meraka harus kembali mereka rasakan ketika neneknya, RS (65) juga meninggal akibat Covid-19 pada 23 Juli 2021.

Baru Dirawat setelah Kritis

Hilmi sebagai lurah menceritakan, keempatnya baru mendapatkan perawatan setelah kritis karena baru melapor.

Pihaknya sempat mendapatkan informasi bahwa di Dukuh Banyon Baru ada 3 orang dalam satu keluarga yang sakit mengarah ke Covid-19.

Ketiganya langsung dijemput tim medis untuk langsung dibawa ke rumah sakit.

Akan tetapi, awalnya hanya SP yang saat itu mau dibawa ke rumah sakit.

Baca juga: Benarkah Pasien Covid-19 akan Meninggal jika Dibawa ke RS? Ini Jawaban dr Tirta

Baca juga: Viral Pernikahan Virtual di Yogyakarta karena Pengantin Pria Kena Covid-19, Begini Ijab Kabulnya

Setelah kondisinya kian memburuk, ST kemudian mau dibawa ke RSUP dr Sardjito, Yogyakarta.

Namun nahas, ST meninggal dunia setelah beberapa hari dirawat.

Satu hari setelahnya, SP tak mampu bertahan dan menyusul wafat.

E yang merupakan anak laki-laki mereka semula dirawat di RS Lapangan Khusus Covid-19 di Bambanglipuro, Bantul.

E lalu meminta untuk pulang ke rumah karena sudah merasakan kondisinya baik.

Namun, E justru meninggal di rumahnya.

Baca juga: 6 Herbal Bantu Redakan Nyeri Sendi, Bisa Digunakan Pasien Covid-19 saat Isolasi Mandiri

Selang satu hari ibu dari SP, RS, yang meninggal dunia di rumah pada 23 Juli 2021.

"Dari awal tidak lapor, tetapi saat kritis baru lapor," kata Hilmi saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon Kamis (5/8/2021).

Hilmi mengatakan, kedua anak kembar ini sekarang berada di rumah kakeknya, bersama kerabatnya di Padukuhan Ngrompang, Pendowoharjo.

Nasib si kembar yang saat ini duduk 9 SMP di salah satu pondok pesantren itu sementara kebutuhannya akan dipenuhi dengan biaya dari kapanewon, dan kalurahan.

Apa yang menimpa ET dan EI yang kini harus hidup sendiri menambah daftar panjang anak-anak yang kehilangan keluarganya akibat Covid-19.

Baca juga: Ada Keluarga Isolasi Mandiri di Rumah, Simak Tips Merawat Pasien Covid-19 yang Aman

Kisah Arga dan Tiga Saudaranya

Sebelumnya beredar sebuah video viral mengharukan yang memperlihatkan seorang bocah bernama Arga asal Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur yang azan di makam ibunya.

Bocah berusia 13 tahun tersebut tampak mengenakan alat pelindung diri (APD) di sebuah pemakaman.

Diketahui, Arga mengumandangkan azan untuk mendiang ibunya yang bernama Deasy Setiawati (40) saat dikebumikan.

Arga menjadi satu-satunya anggota keluarga yang datang ke pemakaman lantaran saudara-saudaranya terpapar Covid-19.

Dirinya adalah anak kedua dari 4 bersaudara pasangan Deasy Setiawati (40) dan Ali Yusni (45).

Suami istri tersebut menjadi korban Covid-19 dan meninggal dalam waktu yang berdekatan.

Deasy meninggal pada Sabtu (24/7/2021), sedangkan Ali Yusni telah mendahului dua hari sebelumnya.

Kakak dan adik Arga adalah Arya (17) dan Abai (10) sedang menjalani isolasi mandiri di Wisma Atlet Tenggarong.

Sementara adik bungsunya yang bernama Aira (4) berada di rumah kerabat.

Gifari Bocah Asal Sukoharjo

Nasib serupa juga dialami oleh Gifari bocah yang tinggal di Jalan Nias RT 01 RW 003 Sukoharjo Kota, Jawa Tengah.

Bocah berusia 8 tahun itu juga harus menjadi yatim piatu karena kedua orangtuanya meninggal dunia akibat Covid-19.

Anak yang baru kelas 2 SD itu kini tinggal bersama bibinya, Eni Sulistiyowati.

Ibu Gifari, Haryati (37) wafat pada hari Rabu, 21 Juli 2021.

Selang sehari, ayah Gifari yakni Budi Setyawan (43)  meninggal dunia di hari yang sama pada Jumat, 23 Juli 2021.

Di hari yang sama, kakek Gifari juga berpulang akibat Covid-19 seperti anak dan menantunya.

Bocah sematawayang tersebut kini menjadi anak asuh di Polres Sukoharjo dan akan dibiayai kebutuhan hidup serta sekolahnya.

Meski begitu, Gifari tetap akan tinggal bersama sang bibi, Eni Sulistiyowati.

Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setiawan bersama Al Ghifari Putra Setiawan (8) yang diangkat sebagai anak asuh setelah kedua orangtuanya meninggal karena Covid-19.
Kapolres Sukoharjo, AKBP Wahyu Nugroho Setiawan bersama Al Ghifari Putra Setiawan (8) yang diangkat sebagai anak asuh setelah kedua orangtuanya meninggal karena Covid-19. (Kompas.com/Istimewa)

Vino di Kutai Barat

Sosok Alviano Dafa Raharjo alias Vino, bocah yatim piatu di Kutai Barat, Kalimantan Timur mendapat banyak perhatian publik.

Bocah berusia 9 tersebut harus menjadi yatim piatu karena kedua orangtuanya meninggal akibat terpapar Covid-19.

Vino telah kehilangan ibunya, Lina Safitri (31) yang meninggal dalam kondisi hamil lima bulan pada Senin (19/7/2021).

Sehari setelahnya, ayah Vino yang tak lain adalah adik Margono yakni Kino Raharjo (31) juga meninggal karena terpapar Covid-19 menyusul istrinya.

Kedua orangtua Vino berasal dari Sragen, Jawa Tengah yang bermaksud membangun hidup di Kalimantan dengan berjualan bakso pentol.

Tak hanya itu, Vino juga dikabarkan ikut terpapar Covid-19.

Bocah malang tersebut langsung mendapat banyak perhatian setelah kisahnya mencuat, termasuk dari Presiden Jokowi yang memberi hadiah sepeda.

Vino atas permintaannya sendiri berencana ingin dipulangkan ke Sragen dan tinggal bersama neneknya di sana setelah kondisinya membaik. (TribunWow.com/Rilo)

Baca artikel terkait anak-anak korban Covid-19

Sebagian artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Anak Kembar di Bantul Kehilangan Orangtua, Kakak, dan Nenek karena Covid-19"

Sumber: TribunWow.com
Tags:
BantulYogyakartaCovid-19Virus CoronaMeninggal Dunia
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved