Dana Fiktif
Alasan Mantan Menkumham Hamid Awaluddin sejak Awal Ragu Bantuan Rp 2 T Akidi Tio: Sejarah Terulang
Mantan Menkumham Hamid Awaluddin telah sejak awal meragukan geger sumbangan Rp 2 trilliun yang akan diberikan oleh keluarga mendiang Akidi Tio.
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Rekarinta Vintoko
Orang yang sama juga telah memaklumatkan bahwa ia menyumbang beberapa ribu unit rumah yang telah diterjang oleh badai gempa bumi di Nusa Tenggara Barat.
Sang tokoh, sebelum kejadian di dua provinsi kita itu, juga membiarkan dirinya diliput pers bahwa ia membangun secara sukarela asrama prajurit pasukan elite kita.
Hingga kini, sekian tahun kemudian, semua deklarasi itu, adalah hampa belaka. Yang lebih hebat lagi, sang pemberi janji, diganjar dengan penghargaan Bintang Mahaputra.
Hebat khan? Akibat janji-janji yang tak ditepatinya itu, Wakil Presiden ke 10 dan 12, Jusuf Kalla berteriak kencang:
“Cabut gelar kehormatan itu.”
Baca juga: 8 Jam Diperiksa Terkait Sumbangan Rp 2 Trilliun, Heryanti Anak Akidi Tio Malu Tunjukkan Wajahnya
Sejarah Terulang Lagi Bung Karno pada era 50-an, pernah menerima sepasang suami isteri di Istana Negara.
Mereka adalah Raja Idris dan Ratu Markonah.
Mereka mengklaim diri sebagai raja dan ratu dari suku Anak Dalam di Jambi.
Mereka mendeklarasikan bisa membantu pembebasan Irian Barat.
Semua mengagumi kedua orang tersebut.
Tepuk tangan dan senyum sumringah para pejabat di negeri ini terhambur lepas. Berbunga-bunga.
Hebat. Kedok penipuan pun tersingkap beberapa hari kemudian.
Raja Idris ternyata adalah pengayuh becak, sementara Ratu Markonah adalah pelacur kelas bawah di Tegal, Jawa Tengah.
Para pejabat terkibuli secara sistematis, yang sekaligus berarti, dua orang telah melecehkan daya nalar pejabat kita ketika itu. Kita pernah juga dikagetkan oleh Menteri Agama Said Agil Husin Al-Munawar.
Ia mengklaim bahwa ada harta karun besar yang bisa dipakai untuk melunasi seluruh utang negara.