Virus Corona
Reaksi Najwa saat Nakes Sebut Insentif Dipotong 90 Persen, padahal Sudah Nunggak Hampir Setahun
Tenaga Kesehatan (nakes) di rumah sakit Nganjuk, Jawa Timur, membeberkan kisruh pembayaran insentif.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Tenaga Kesehatan (nakes) di rumah sakit Nganjuk, Jawa Timur, membeberkan kisruh pembayaran insentif.
Dilansir TribunWow.com, nakes yang disembunyikan identitasnya itu mengatakan ada pemberitaan yang menyebut insentif nakes akan dipotong hingga 90 persen.
Padahal, kata dia, insentif itu diterimanya terakhir pada Agustus 2020 lalu.
Sejak September 2021 hingga Juli 2021, para nakes tak mendapat sepeser pun insentif dari pemerintah.

Baca juga: Sungkan Usir Lansia hingga Ojol, Pengusaha Warteg Curhat di Mata Najwa soal Aturan Makan 20 Menit
Baca juga: Curhat Nakes di Mata Najwa, Rela Pertaruhkan Nyawa tapi Insentif Macet: Kenapa Hak Kita Gak Dibayar?
Hal itu diungkapkannya dalam acara Mata Najwa, Rabu (28/7/2021).
"Untuk rumah sakit swasta justru sudah dibayarkan sampai 2021," katanya.
"Memang kan dari pusat langsung ditransfer ke rekening nakes masing-masing."
"Kita juga sudah ada perwakilan yang menanyakan ke Plt Bupati untuk kejelasan insentif kita."
Ia lantas menyinggung soal rencana pemotongan insentif nakes.
Di hadapan presenter Najwa Shihab, nakes itu menyebut insentif bagi nakes di Nganjuk rencananya bakal dipotong 90 persen.
Padahal, kata dia, nakes sudah hampir satu tahun tak menerima insentif.
"Untuk insentif itu rencananya ada pemotongan," ujarnya.
"Yang seharusnya dokter spesialis dapatnya Rp 15 juta per bulan sesuai Permenkes, dokter umum Rp 10 juta perbulan, untuk perawat atau bidan Rp 7,5 juta per bulan, untuk nakes lainnya Rp 5 juta per bulan."
"Itu dipotong sampai 90 persen, dokter spesialis cuma dapat Rp 1,5 juta per bulan, dokter umum Rp 1 juta perbulan, untuk perawat Rp 750 per bulan, nakes lain Rp 500 ribu per bulan."
Baca juga: Reaksi Najwa Shihab saat Putar Video Jokowi Tegur Menteri di Mata Najwa: Agak Tegang, Marah Ya?
Baca juga: Doakan Pejabat Tunaempati Tak Kena Covid-19, Yunarto Wijaya di Mata Najwa: Berdoa Gak Terpilih Lagi
Mendengar ucapan nakes tersebut, Najwa Shihab sempat menggelengkan kepala karena heran.
"Dipotongnya 90 persen? Anda juga punya dokumen keputusan bupati menyangkut hal itu ya?," kata Najwa Shihab sembari tertawa tipis dan menggelengkan kepala.
Nakes tersebut mengaku heran dengan alasan Pemerintah Kabupaten Nganjuk memotong insentif nakes hingga 90 persen.
Katanya, insentif 2020 pun ikut dipotong.
Ia mengaku bingung dengan informasi tersebut.
"Rencananya yang 2020 ikut dipotong sesuai 2021, disamakan," bebernya.
"Kami bingung karena 2020 kan dari pusat kenapa di-cut? Kenapa kalau ada peraturan baru kenapa disamakan yang 2021?"
"Kita dapat informasi sudah acc untuk September sampai Desember sudah ada nominalnya."
"Kan anggarannya sudah ada, kenapa hak kita enggak dibayarkan?"
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-6.28:
Insentif Nunggak Sejak Agustus 2020
Dalam kesempatan yang sama, sebelumnya nakes yang tak disebutkan namanya itu mengaku belum menerima insentif sejak September 2020 hingga Juli 2021.
Terakhir, ia menyebut mendapat insentif terakhir pada Agustus tahun lalu.
Di hadapan presenter Najwa Shihab, nakes tersebut mengaku sudah berupaya menanyakan insentifnya ke sejumlah pihak terkait.
Baca juga: Reaksi Najwa Shihab saat Putar Video Jokowi Tegur Menteri di Mata Najwa: Agak Tegang, Marah Ya?
Baca juga: Curhat di Mata Najwa, Asep Bongkar Alasan Pilih Dibui ketimbang Didenda PPKM: Rp 100 Ribu Aja Sulit
Sayangnya, tak ada satu pun yang memberikan jawaban yang jelas.
"Terakhir kali kami para nekas mendapat insentif Agustus 2020," ucapnya.
"Dapatnya ada yang utuh, ada yang tidak, sesuai dengan kerjanya."
"Artinya jumlah pasien kan 2020 tidak sebanyak tahun ini."
Setelah Agustus 2020, nakes tersebut tak lagi menerima insentif.
Untuk memerjuangkan haknya, nakes sudah berupaya menanyakan pada Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Namun, nakes tersebut justru diminta menanyakan ke pihak lain terkait insentif yang harusnya ia dapat.
"Belum dapat sama sekali setelah itu (Agustus 2020)," ujarnya.
"Kita sudah konfirmasi Halo Kemenkes, kita laporan masalah insentif kita."
"Jawaban dari sana disuruh konfirmasi ke Dinas Kesehatan, tapi tidak ada jawaban."
"Dari Dinas Kesehatan pun dikembalikan ke manajemen rumah sakit sudah mendaftarkan untuk pengajuan belum."
"Kita tanya ke manajemen rumah sakit juga dikembalikan lagi ke Dinas Kesehatan," sambungnya.
Nakes yang disamarkan identitasnya itu mengaku sudah kebingungan menanyakan insentif.
Ia mengaku kecewa karena insentif yang sudah menjadi haknya tak kunjung dibayarkan.
"Intinya kita belum dapat kepastian jawaban soal insentif September (2020) sampai Juli (2021)," katanya.
"Jadi kita bingung tanya ke mana lagi, itu kan hak kita."
"Kita sudah melakukan kewajiban merawar pasien dengan segala risikonya."
"Tapi kenapa hak kita enggak dibayarkan? Kita kan punya keluarga di rumah," tandasnya. (TribunWow.com)