Virus Corona
Apakah Beda Cara Kerja Vaksin Covid-19 pada Anak dengan Orang Dewasa? Ini Penjelasan dr Reisa
Vaksinasi Covid-19 menjadi satu langkah untuk mengendalikan pandemi Virus Corona.
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Vaksinasi Covid-19 menjadi satu langkah untuk mengendalikan pandemi Virus Corona.
Semakin cepat dan banyak yang sudah divaksin, maka semakin cepat terciptanya kekebalan komunal atau herd immunity.
Tidak hanya orang tua atau dewasa, anak-anak juga perlu mendapat vaksin.
Lantas apakah berbeda cara kerja vaksin Covid-19 pada anak dengan orang dewasa pada umumnya.
Baca juga: Benarkah Air Purifier Bisa Cegah Penyebaran Covid-19? Simak Faktanya
Baca juga: Persiapkan Anak sebelum Vaksinasi Covid-19, Beberapa Kondisi Ini Tak Boleh Divaksin Terlebih Dahulu
Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19, dr Reisa Broto Asmoro menjelaskan cara kerja vaksin pada anak maupun remaja sama dengan cara kerja vaksin pada orang dewasa.
Menurutnya vaksin bekerja untuk kekebalan tubuh untuk mengenali virus Covid-19 dan mempertahankan tubuh dari serangan virus tersebut.
“Cara kerja vaksin sama baik di tubuh orang dewasa maupun di tubuh anak remaja atau bahkan di tubuh anak,” ujar dr Reisa saat memberi siaran pers PPKM, Jumat (23/7/2021).
Ia mengatakan berdasarkan hasil uji klinis vaksin Sinovac terhadap ratusan anak dikonfirmasi aman dan bermanfaat melindungi anak dari Covid-19.
Laporan hasil uji klinis juga telah diterbitkan dalam jurnal bergengsi, The Lancet, pada Juni 2021.
“Cara kerja vaksin pada dewasa dan anak sama saja, bertujuan membangun kekebalan spesifik terhadap penyakit tertentu,” ujarnya.
Bertepatan dengan Hari Anak Nasional (HAN) 2021, dr Reisa meminta para remaja usia 12-17 tahun untuk tidak ragu datang untuk vaksinasi di sentra vaksinasi maupun sekolah yang bekerja sama dengan Kemenkes menyelenggarakan program vaksinasi di sekolah.
Beberapa Kondisi Ini Tak Boleh Divaksin Terlebih Dahulu
Selain untuk orang dewasa dan lansia, pemerintah mulai menggencarkan vaksinasi untuk anak usia 12-17 tahun.
Karena seperti diketahui anak juga rentan terpapa virus Covid-19.
Terlebih akhir-akhir ini di mana terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia.
Tercatat, kasus anak-anak terpapar Covid-19 juga ikut naik.
Baca juga: Infeksi Covid-19 Bisa Sebabkan Gangguan Ingatan atau Brain Fog, Berikut Penjelasannya
Jenis vaksin yang diberikan pada anak-anak merupakan vaksin Covid-19 Sinovac yang berbahan dasar inactivated virus yang artinya virus yang sudah dimatikan.
"Kenapa yang dipakai Sinovac? karena memang vaksin ini sudah dilakukan uji klinis fase satu dan dua, ternyata hasilnya cukup baik ya untuk anak-anak, aman," kata dr. Rouli Nababan, Sp.A dalam tayangan Youtube Nakita Chanel pada Kamis, (22/7/2021).
Dikatakan bahwa jumlah subjek anak-anak 12-17 tahun juga banyak.
Dia menjelaskan pertimbangan lain mengapa vaksin juga diberikan kepada anak berusia 12-17 tahun.
Menurutnya, anak-anak usia 12-17 tahun yang baru beranjak remaja memiliki mobilitas tinggi.
"Susah kadang-kadang disuruh di rumah, karena kadang-kadang dia ingin bertemu temannya, bermain," ujarnya.
Hal itu menyebabkan anak usia 12-17 tahun memiliki kemungkinan besar untuk berkerumun di luar rumah.
Selain itu, anak dengan usia segitu sudah bisa merasakan dan memberitahu jika terjadi gejala ikutan pasca-vaksinasi.
Menurutnya, kini juga banyak yang tengah menunggu untuk vaksinasi anak usia di bawah 12-17 tahun.
"Sekarang sedang berjalan lagi penelitiannya. kalau hasilnya baik, bisa sesegera mungkin diberikan juga, karena itu penting juga ya," jelasnya.
Namun, dia menjelaskan ada beberapa kondisi di mana anak usia 12-17 tahun tidak bisa menerima vaksin.
Baca juga: Benarkah Paru-paru Tidak Bisa Kembali Normal Seusai Terinfeksi Covid-19?, Simak Penjelasan Dokter
Baca juga: Covid-19 Varian Delta Mulai Banyak Menginfeksi Anak, Ini Peran yang Harus Dilakukan Orangtua
Berikut beberapa kondisi anak tidak direkomendasikan mendapat vaksin Covid-19:
1. Anak yang punya riwayat defisiensi imun.
2. Anak yang memiliki penyakit autoimun yang tidak terkontrol.
3. Anak yang memiliki penyakit kelumpuhan pada otot (biasanya timul dari kaki hingga ke atas).
4. Anak yang memiliki riwayat penyakit saraf.
5. Anak dengan kanker yang sedang menjalani kemoterapi atau radioterapi.
6. Anak yang mendapatkan obat penekan sistem imun.
7. Anak yang mengalami sakit ketika ingin mendapat vaksin.
8. Sembuh dari Covid-19 minimal tiga bulan.
9. Anak yang usai menerima vaksin lain (berikan jarak minimal jarak satu bulan).
10. Anak dengan diabetes dan hipertensi yang tidak terkendali (Jika terkendali tidak dipermasalahkan).
11. Anak-anak dengan penyakit kronis lain harus menghubungi dokternya untuk mendapat rekomendasi.
Berikut tayangan selengkapnya:
(Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya
Sebagian Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Dokter Reisa: Cara Kerja Vaksin Terhadap Anak Sama Seperti Pada Orang Dewasa