Virus Corona
Bisa Terjadi pada Pasien Gejala Ringan atau OTG, Kenali Pneunomia karena Covid-19
Infeksi Covid-19 merupakan infeksi yang secara umum menyerang paru-paru.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Elfan Fajar Nugroho
TRIBUNWOW.COM - Infeksi Covid-19 merupakan infeksi yang secara umum menyerang paru-paru.
Untuk itu, pasien Covid-19 perlu melakukan beberapa cara untuk menjaga paru-parunya tetap sehat seperti makan sehat dan memastikan sirlukasi udara yang baik.
Pasien Covid-19 dibagi ke dalam beberapa kategori sesuai gejala yang dialaminya.
Ada pasien tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang, dan gejala berat atau kritis.
Gejala yang paling umum diketahui merupakan gejala ringan Covid-19 seperti demam, batuk kering, dan merasa kelelahan.
Baca juga: Jangan Anggap Enteng Batuk, jika Sudah Sampai Gejala Ini Bisa Jadi Terinfeksi Covid-19
Baca juga: Berikut Beberapa Gejala Covid-19 yang Mungkin Tak Disadari, Termasuk Pilek
Dilansir dari houstonmethodist.org, infeksi Covid-19 juga bisa menyebabkan masalah medis serius seperti komplikasi dan pneunomia.
“Kami masih harus banyak belajar tentang COVID-19, terutama tentang malapetaka yang dapat ditimbulkannya pada paru-paru dan pneumonia yang disebabkannya, yang sekarang sering disebut pneumonia COVID-19,” kata Dr. Rayman Lee, seorang ahli paru di Houston Methodist, Selasa (6/7/2021).
dr. Lee menjelaskan pneunomia merupakan peradangan di paru-paru yang bisa disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.
Sama seperti Covid-19 pneunomia juga memiliki kategori ringan, sedan, dan berat.
Dalam beberapa kasus, penumpukan cairan dan puing-puing yang dihasilkan membuat seseorang sulit bernapas, sehingga terapi oksigen atau dukungan ventilator diperlukan.
Terlepas dari bakteri atau virus yang menyebabkannya, pneumonia bisa menjadi sangat serius, bahkan mengancam jiwa.
Dalam kasus pneumonia Covid-19, kerusakan pada paru-paru disebabkan oleh virus corona penyebab COVID-19.
Pneumonia Covid-19 juga bisa menyebabkan gejala tambahan, seperti:
1. Sesak napas
2. Peningkatan denyut jantung
3. Tekanan darah rendah
Baca juga: Kenali Gejala Long Covid-19, Berikut Tanda Awal dan Dampaknya bagi Penyintas
Baca juga: Tidak Selalu Karena Covid-19, Ini Penyebab dan Cara Sederhana Mengatasi Hilangnya Penciuman
Selain itu pneunomia Covid-19 juga rentan menyerang kedua paru-paru, bukan hanya satu paru-paru.
Selain itu, peradangan luas yang terjadi pada beberapa orang dengan Covid-19 dapat menyebabkan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS).
Seperti infeksi pernapasan lainnya, pneumonia, Covid-19 dapat menyebabkan kerusakan paru-paru jangka panjang atau jangka pendek.
Pada kasus yang lebih parah, kerusakan bisa berlangsung lama.
Faktanya, data awal menunjukkan bahwa sepertiga pasien pneumonia Covid-19, masih terlihat adanya fibrosis atau jaringan parut pada hasil foto rontgen atau tes paru-paru meski telah setahun setelah sembuh dari infeksi.
"Memulihkan kekuatan setelah pneumonia bisa memakan waktu cukup lama, dari beberapa minggu hingga berbulan-bulan," kata dr. Lee
Selama pemulihan pneumonia Covid-19, pertama-tama tubuh akan memperbaiki kerusakan yang terjadi pada paru-paru.
Kemudian tubuh akan membersihkan sisa cairan dan kotoran dan, akhirnya, jaringan parut sampai jaringan sembuh sepenuhnya.
Selama masa pemulihan tersebut kemungkinan besar pasien akan terus merasa tidak nyaman di paru-parunya, seperti mudah merasa lelah atau kerap terjadi batuk.
Baca juga: 11 Makanan Ini Bisa Bantu Jaga Kesehatan Paru-paru, Baik Dikonsumsi saat Pandemi Covid-19
Di Inggris, 15% orang yang terinfeksi Covid-19 gejala sedang hingga berat yang dirawat di rumah sakit selama beberapa hari dan membutuhkan oksigen, waktu pemulihan rata-rata berkisar antara tiga hingga enam minggu.
Sedangkan untuk 5% yang pasien Covid-19 gejala berat atau kritis, pemulihan bisa memakan waktu lebih lama.
Pemulihan setiap orang adalah unik dan bergantung pada beberapa hal
1. Kesehatan pasien secara keseluruhan.
2. Riwayat penyakit paru-paru atau infeksi sebelumnya pada pasien.
3. Tingkat keparahan dan keluasan infeksi yang terjadi.
Jika penyintas Covid-19 masih mengalami rasa tidak nyaman pada paru secara berkepanjangan hingga mengganggu aktifitasnya, dianjurkan oleh dr. Lee untuk terus mengkonsultasikan kesehatannya kepada dokter.
Dokter dapat merekomendasikan program khusus, seperti rehabilitasi paru, untuk membantu paru-paru pulih.
Sebelumnya, Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. Zubairi Djoerban menganjurkan agar pasien Covid-19 melakukan rontgen.
Rontgen dianjurkan bahkan untuk pasien Covid-19 yang tidak memiliki gejalan sekalipun.
"Orang yang positif wajib rontgen dada, termasuk yang tanpa gejalan, termasuk yang gejala ringan," ujarnya dalam tayangan Youtube Prof. Zubairi Djoerban, Sabtu (3/7/2021).
Dia menceritakan kasus di mana ada dua orang keluarganya terkonfirmasi positi Covid-19.
Mereka berdua mengaku tidak memiliki gejala apapun ketika terinfeksi positif Covid-19.
"Setelah rontgen-nya dikerjakan ternyata hasilnya ada pneumonia," ujarnya.
Pneumonia adalah salah satu tanda bahwa pasien Covid-19 tidak dalam gejala ringan.
Dia menjelaskan ada kemungkinan pneunomia yang dialami pasien Covid-19 akan menjadi berat dan harus mendapat bantuan oksigen hingga menjalani perawatan di ruang perawatan intensif (ICU). (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)