Virus Corona
Berikut 4 Fakta soal Covid-19 Varian Delta, Lebih Menarik Perhatian Dibanding Varian Baru Lambda
Covid-19 varian Delta menjadi perhatian banyak pihak terutama di bidang kesehatan karena sifatnya yang mudah menular.
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Elfan Fajar Nugroho
Dia juga menyebut siapa pun yang memenuhi syarat untuk divaksinasi harus melakukannya sesegera mungkin.
"Ada bukti bahwa varian Delta menyebabkan infeksi yang lebih parah dan lebih banyak rawat inap," kata Dr. Olsen.
"Namun, yang penting, varian Delta ditemukan paling banyak pada orang yang tidak divaksinasi, yang menggarisbawahi perlunya melanjutkan upaya vaksinasi dengan penuh semangat."
Baca juga: Covid-19 Varian Delta Lebih Berbahaya, Inilah Golongan yang Paling Berisiko Terinfeksi
Baca juga: WHO: Varian Delta Covid-19 Mendominasi di Dunia dalam Beberapa Bulan
2. Vaksin Masih Sangat Protektif Terhadap Varian Delta
Para peneliti telah melakukan studi ketika varian baru ini muncul.
Mereka mencari tahu adanya kemungkinan vaksin yang telah tersebar menjadi tidak efektif terhadap varian Delta.
"Studi dengan jelas menunjukkan bahwa vaksin yang digunakan di AS tetap sangat efektif dalam mencegah penyakit serius dan rawat inap."
"Bahka setelah divaksin, protokol kesehatan harus tetap dilakukan, ini termasuk memakai masker dan menjaga jarak ketika dalam situasi di mana semua orang mungkin tidak divaksinasi, seperti di toko kelontong atau di acara sosial dengan orang-orang di luar lingkaran Anda, keluarga dan teman-teman," tambah Dr. Olsen.
"Selalu waspada terhadap lingkungan Anda dan lakukan tindakan pencegahan COVID-19 bila perlu."
3. Lebih Menarik Perhatian Dibanding Varian Lambda.
Dikutip dari healthline pada Selasa (6/7/2021), pada bulan Juni, WHO memberi label varian lambda dari Virus Corona baru sebagai “variant of interest.”
Varian Lambda pertama kali diidentifikasi di Peru pada Desember 2020.
Ketika Covid-19 varian Delta terus berkembang, para ilmuwan dan pejabat kesehatan masyarakat dengan hati-hati memantau varian lain yang muncul di banyak negara di seluruh dunia.
“Lambda membawa sejumlah mutasi dengan dugaan implikasi fenotipik, seperti potensi peningkatan penularan atau kemungkinan peningkatan resistensi terhadap antibodi penetralisir,” tulis WHO dalam Pembaruan Epidemiologi Mingguan yang diterbitkan pada 15 Juni 2021.
Namun, Nathaniel Landau, seorang ahli mikrobiologi di NYU Grossman School of Medicine, menyebut varian Delta masih lebih menarik perhatian banyak pihak.