PPKM Darurat
Ngaku Kaget, Pemilik Kafe di Tasikmalaya Pilih Dipenjara Bareng Kriminal Dibanding Bayar Denda PPKM
Pengusaha muda berusia 23 tahun memilih untuk dipenjara di lapas ketimbang membayar denda PPKM darurat sebesar Rp 5 juta.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Asep Lutfi Suparman (23), seorang pengusaha kedai kopi di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, memilih untuk dipenjara di lapas ketimbang membayar denda gara-gara melanggar aturan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Asep mengaku tak memiliki uang Rp 5 juta untuk membayar denda pelanggaran PPKM.
Meski siap dipenjara, Asep mengakui dirinya kaget lantaran tak menyangka ternyata ditempatkan di lapas bersama kriminal kasus-kasus lain yang divonis belasan hingga puluhan tahun.

Baca juga: Oknum Satpol PP Gowa Tampar Ibu Hamil Pemilik Kafe, Petugas Klaim Sudah Sopan: Hanya Salah Paham
Baca juga: Ridwan Kamil Ungkap Ciri Masyarakat Denial Covid, Percaya Konspirasi hingga Isu Settingan Pemerintah
Dikutip TribunWow.com dari Kompas.com, Asep diketahui menjalani masa kurungan selama tiga hari mulai Kamis (15/7/2021) dan dijadwalkan keluar pada Sabtu (18/7/2021).
Pada foto yang diambil oleh Kompas.com, nampak Asep yang tadinya berambut gondrong sudah dicukur cepak.
Dirinya ditempatkan di Lapas Kelas II B Tasikmalaya.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II B Tasikmalaya, Davi Bartian, mengaku pihaknya telah menerima Asep.
"Sebelumnya kami menerima laporan dari Kejari Tasikmalaya, akan ada satu narapidana Tipiring. Sesuai aturan penegakkan hukum kami siap menerimnya tentunya dengan syarat sudah di tes antigen dan akan ditempatkan satu sel bersama narapidana lainnya," jelas Davi, kepada wartawan di Lapas Kelas II B Tasikmalaya, Kamis (15/7/2021) siang.
Asep ditahan di sel tahanan Situ Cilambu Blok 12.
Diketahui di sana terdapat puluhan narapidana lain dengan latar belakang kasus yang beragam.
"Enggak ada ruangan khusus ya, sel nya disatukan dengan narapidana lainnya. Apalagi, ruangan sel tahanan di kita kan penuh juga. Jadi disatuin bareng tahanan lainnya," tambah Davi.
Buka Lebih dari Jam 8 Malam
Diketahui, aturan PPKM darurat yang dilanggar oleh Asep adalah kafe miliknya beroperasi lebih dari pukul 20.00 WIB.
Atas pelanggaran itu, Asep diberikan vonis denda Rp 5 juta atau subsider kurungan tiga hari.
Kala itu Asep tegas memilih vonis kurungan.
Baca juga: Jawaban Ustaz Dasad Latif saat Ada Teman Ogah Vaksin: Kenapa Makan? Makan Tak Makan Pasti Kau Mati
"Saya memilih menjalani kurungan penjara 3 hari Pak. Saya sudah yakin itu. Saya tak memiliki uang bayar denda ke Negaranya," kata Asep, Selasa (13/7/201).
Kala itu petugas kejaksaan sempat meminta Asep untuk berpikir kembali.
"Coba, pikir-pikir dulu. Bener mau dipenjara saja. Begini saja, kami dari Kejaksaan memberikan waktu untuk berpikir lagi paling lama dua hari ya," kata Sidiq, petugas Kejaksaan saat bertugas di persidangan tersebut, Selasa (13/7/2021).
Pada akhirnya, Asep mantap memilih vonis dipenjara.
"Saya kaget, ya kaget. Saya kira ditahannya di Polsek atau Polres, tapi ternyata saya ditahannya di Lapas. Tapi saya siap," jelas Asep kepada wartawan saat hendak memasuki gerbang besi Lapas, Kamis (15/7/2021) siang. (TribunWow.com/Anung)
Artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul "Kisah Haru Asep, Pilih Dipenjara 3 Hari karena Tak Punya Uang Bayar Denda PPKM Darurat Rp 5 Juta" dan "Memilih Dipenjara 3 Hari Setelah Didenda PPKM Rp 5 Juta, Pemilik Kedai Kopi: Kaget, Saya Ditahannya di Lapas"