Terkini Daerah
Pria di Sragen Ancam Bidan Desa dengan Parang saat akan Jemput Pasien Covid-19, Begini Kronologinya
Polisi meringkus pria bernial S yang melakukan pengancaman terhadap nakes di Kecamatan Tanon, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, Jumat (9/7/2021).
Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Rekarinta Vintoko
"Pasien G, berdasarkan hasil pemeriksaan PCR dinyatakan positif Covid-19, akan tetapi hasil tersebut mendapat penolakan dari warga," tambahnya.
Kemudian, warga meminta pasien G untuk dites ulang.
Namun, pada waktu kejadian, menurut informasi dari warga, pasien G sedang tidak berada di rumah.
"Kemudian, bidan R menghubungi kepala desa setempat, diminta datang untuk menemani, namun kepala desa saat itu sedang dirawat di rumah sakit, dan meminta nakes untuk meninggalkan lokasi terlebih dahulu," jelasnya.
Kemudian, bidan R bersama dua nakes lainnya meninggalkan lokasi kejadian.
Baca juga: Jemput Pasien Covid-19, Bidan di Sragen Ini Malah Diancam Warga Pakai Parang, Pelaku: Saya Kecewa
Saat dijalan, tiba-tiba Bidan R dan dua nakes lainnya dihadang oleh warga yang diketahui bernama S.
Tersangka memaksa korban untuk memeriksa mertuanya yang pernah terpapar Covid-19 dengan cara pengancaman.
"Pelaku S menghadang dengan menggunakan senjata tajam jenis parang, sambil berkata 'mbak R, Pakku kae priksonen disik, ojo ngurusi sing gak loro, kowe nik gak gelem tak bacok lo' (Mbak R, Bapakku itu diperiksa dulu, jangan mengurusi yang tidak sakit, kamu kalau tidak mau, saya bacok lo)," jelasnya.
"Akan tetapi, perbuatan tersangka dapat dicegah oleh warga, dan korban bersama nakes lainnya meninggalkan lokasi," singkatnya.
Pengakuan Pelaku
Ditemui di Mapolres Sragen, pelaku S menjelaskan alasannya nekat mengadang dan mengancam tenaga kesehatan yang bertugas.
"Awalnya, bapak saya dibawa ke rumah sakit katanya covid-19, disana dikasih obat banyak, yang membuat kondisinya semakin parah," ujarnya kepada TribunSolo.com, Rabu (7/7/2021).
Ia menambahkan, saat sudah sembuh dari Covid-19, ayah pelaku S dibawa pulang kembali.
"Orang tua saya bilang saat di rumah, 'mati tenan aku ki mati tenan, wetengku usus e koyo brodol-brodol' (Meninggal beneran ini saya, meninggal beneran, perutku ususnya seperti lepas)," ujarnya.
"Kemudian saya bersama istri bilang ke bidan R, untuk diperiksa, apa suhu badannya, apa dikasih obat," katanya.