Virus Corona
Bandung Zona Merah Covid, Ridwan Kamil Sebut 25 Wilayah Lain Status Siaga: Maaf Berita Tidak Enak
Ridwan Kamil berpesan kepada warga Bandung dan luar Bandung terkait wilayah tersebut yang kini berstatus zona merah Covid-19.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengumumkan bahwa Kota dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat kini tengah berstatus zona merah Covid-19.
Status zona merah itu dinyatakan per Kamis (24/6/2021).
Berkaitan dengan status tersebut, Ridwan Kamil memberikan pesan kepada warga dalam dan luar Bandung.

Baca juga: Ditegur di Mata Najwa soal Masker Melorot, Begini Reaksi Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono
Pesan itu disampaikan Ridwan Kamil lewat akun Instagram miliknya @ridwankamil, Kamis (24/6/2021).
Pertama, kepada warga luar, Ridwan Kamil meminta jika tidak ada kepentingan mendesak, agar warga luar tidak datang berkunjung ke zona merah selama tujuh hari ke depan.
Sedangkan untuk warga di dalam zona merah agar bisa tetap di rumah dan mengurangi mobilitas.
Selain itu, Ridwan Kamil juga menyatakan untuk 25 wilayah lain di Jawa Barat harus tetap bersiaga dan berupaya semaksimal mungkin memperkuat PPKM mikro.
Berikut isi pesan lengkap yang ditulis oleh Ridwan Kamil:
"BEWARA
Mohon maaf berita tidak enak lagi.
Per tanggal 24 Juni 2021, di minggu ini zona merah Jawa Barat adalah Kota Bandung dan Kabupaten Bandung.
Wisatawan dan tamu yang kegiatannya tidak esensial dimohon untuk tidak mendatangi wilayah ini sampai 7 hari kedepan.
Warga di 2 wilayah ini mohon maksimalkan berkegiatan di rumah masing-masing. Kurangi pergerakan sekunder apalagi tersier.
Kepada aparat setempat mohon terus mengedukasi prokes dan menindak sesuai prosedur dan persuasif terkait prokes 5M.
25 wilayah lainnya tetap siaga, dan terus berupaya untuk menurunkan BOR RS Covid dengan menguatkan PPKM mikro dan isolasi non rumah sakit.
Terima Kasih."
Pada foto di unggahan Ridwan Kamil, secara keseluruhan, Jawa Barat memiliki risiko sedang penyebaran Covid-19.
Sebanyak dua wilayah berstatus risiko tinggi, kemudian 25 wilayah sisanya memiliki risiko sedang.
Baca juga: Lonjakan Covid-19 Indonesia Menjerat Banyak Pasien Muda, Nakes: Sering Lihat Pasien Batuk Darah
Covid-19 Melonjak, Pemerintah Didesak PSBB
Sementara itu, pemerintah diminta memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk atasi lonjakan Covid-19.
Usulan tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher untuk zona merah Covid-19.
Dikutip TribunWow.com dari Tribunnews.com pada Rabu (23/6/2021), menurutnya, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidak efektif untuk menekan angka mobilitas masyarakat.
Baca juga: Ridwan Kamil Beri Tips Hadapi Covidiots, Banyak Warganet Curhat Merasa Resah
Akibatnya, lonjakan Covid-19 sulit dikendalikan.
Tak hanya PSBB, menurut Netty pemerintah harus memberlakukan lockdown.
“Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro terbukti tidak efektif menahan mobilitas masyarakat," kata Netty, kepada wartawan, Rabu (23/6/2021).
"Akibatnya lonjakan kasus Covid-19 sulit dikendalikan, pemerintah harus segera berlakukan PSBB, bahkan lockdown total,”
Netty menjelaskan, penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat akan mengendalikan pandemi secara efektif.
Bahkan, Netty berujar bahwa masyarakat harus dipaksa agar bisa disiplin dalam menerapkan prokes.
"Masyarakat harus dipaksa agar disiplin prokes melalui aturan yang ketat dan tegas," jelas Netty.
"Tanpa aturan yang tegas dan setengah hati, masyarakat yang sudah jenuh dengan keadaan pandemi akan abai dan tidak peduli."
Menurutnya, PSBB mampu menekan penjumlahan kasus Covid-19 seperti yang pernah dilakukan dulu.
"Opsi pemberlakukan PSBB seperti di awal pandemi harus diambil, PSBB ketat yang diterapkan di Jakarta dulu, terbukti mampu menurunkan angka kasus secara signifikan,” tambahnya.
JIka PSBB tak diambil, maka kasus Covid-19 di indonesia akan terus memburuk.
Baca juga: Fakta Viral Nakes Meninggal Dunia karena Covid-19 di Bekasi, Sedang Hamil hingga Penuh Isak Tangis
(TribunWow.com/Anung/Krisna)
Berita terkait Peristiwa Covid-19 lainnya