Terkini Daerah
Gibran Tutup Sekolah yang Muridnya Rusak Belasan Makam di Solo, FOKSI: Kami Dukung Penuh
Wali Kota Solo, Gibran Takabuming Raka menutup sekolah yang siswanya melakukan perusakan makam di Pemakaman Cemoro Kembar, Mojo, Pasar Kliwon.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Rekarinta Vintoko
"Saat ini ada upaya yang sistematis dan masif dari kelompok radikal untuk menyebarkan paham-paham ekstrimisme dan narasi kebencian kepada umat agama lainnya," bebernya.
"FOKSI siap membantu pemerintah dalam melakukan program penyuluhan dan wawasan kebangsaan untuk anak-anak sejak tingkat PAUD hingga menengah."
Baca juga: Sekelas Presiden Jokowi Tak Ada Perayaan Ultah, Gibran Sebut Umur Ayahnya Jadi Alasan: Ra Oleh
Baca juga: Kasus Driver Ojol Bawa Miras Berlanjut, Pengemudi Dipanggil Gibran: Sudah Selesai
Penyebab Perusakan Makam
Gibran telah meninjau makam yang dirusak di TPU Cemoro Kembar, Kampung Kenteng, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Senin (21/6/2021) lalu.
Anak sulung Presiden Joko Widodo itu menyebut pelaku perusakan 12 makam itu akan ditindak dan diproses secara hukum meski masih di bawah umur.
"Perusakan makam tidak bisa dibiarkan, ngawur sekali, apalagi melibatkan anak-anak," jelas Gibran, dikutip dari TribunSolo.com, Selasa (22/6/2021).
“Akan tetap diproses dan tidak bisa dibiarkan, apalagi melibatkan murid yang masih kecil usia 3 hingga 12 tahun."
Gibran menambahkan, semua penanggungjawab lembaga dan murid yang masih di bawah umur harus mendapatkan pembinaan.
Bahkan, ia secara gamblang menyebut akan menutup lembaga yang bersangkutan.
“Anak-anaknya yang tidak benar nanti akan dilakukan pembinaan."
Baca juga: Kasus Covid-19 di Solo, Keterisian Rumah Sakit Tinggal 5 persen hingga Strategi Gibran untuk OTG
Baca juga: Viral Wisatawan Kena Harga Tinggi di Puncak dan Malioboro, Gibran Beri Saran untuk Pedagang Solo
Pengakuan Sekolah
Pengurus sekolah informal, Wildan, menampik semua tuduhan yang menyebut pihaknya mengajarkan intoleransi pada anak didik.
Pihak sekolah disebutnya hanya mengajarkan pendidikan agama Islam, di antaranya menghafal Al-Quran.
"Kami murni mengajarkan hafalan Al - Qur'an. Itu saja sudah membuat murid-murid lelah," ujar Wildan.
Ia pun tak masalah jika pihak kepolisian akan memeriksa murid serta sekolah informalnya.