Terkini Daerah
1 Hari seusai Rayakan Ultah di Ponpes, Santri Tewas Dihajar karena Dianggap Tak Hormati Senior
Seorang santri dihajar oleh seniornya hingga akhirnya tewas hanya karena masalah sepele dianggap tidak hormat ke kakak kelas.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Duka masih dirasakan oleh keluarga FWA (14), bocah yang tewas seusai dihajar seniornya di tempatnya menimba ilmu di Pondok Pesantren Darul Arafah, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, pada Sabtu (5/6/2021).
Hanya karena dianggap pelaku ALH (17) tidak menghormati senior, FWA dipukul oleh ALH hingga akhirnya FWA meninggal dunia.
Ironisnya, sehari sebelum pemukulan terjadi, FWA sempat membagikan makanan kepada rekan-rekannya di ponpes.

Baca juga: Bohongi Keluarga Santri yang Tewas Dihajar Senior, Pesantren Sempat Tawarkan Pulangkan Jasad Korban
Dikutip TribunWow.com dari Tribun-Medan.com, korban kala itu diketahui sempat merayakan hari ulang tahunnya pada Jumat (4/6/2021) atau satu hari sebelum pemukulan terjadi.
"Padahal Jumat (4/6/2021) anak saya baru ulang tahun dan permintaannya membagikan 65 nasi bungkus ke teman-temannya. Itu permintaannya terakhir," kata Ayah santri FWA, Wahyudi, Rabu (16/6/2021).
Wahyudi masih ingat saat itu ia sempat mendatangi anaknya ke ponpes untuk membagikan makanan ke teman-teman FWA sesuai dengan keinginan FWA.
Ia juga sempat mengajak FWA ke luar dari pesantren untuk jalan-jalan dan berbelanja.
"Ya biar dia enggak suntuk waktu itu. Kami jalan-jalan ke daerah Sunggal. Habis itu, baru kembali ke pesantren. Itu lah perjumpaan kami terakhir," ujar Wahyudi.
Kini FWA meninggal secara tragis, Wahyudi bercerita, istrinya masih mengalami trauma.
"Sampai saat ini, ibunya sampai saat ini sudah trauma dan engga mau lagi ada anaknya masuk ke pesantren," ujar Wahyudi.
Wahyudi bercerita, pada Minggu (6/6/2021), ia mendapat telepon dari pihak ponpes bahwa anaknya meninggal dunia.
"Waktu itu kami dapat telepon dari pihak pesantren, namanya pak Harun. Waktu itu istri saya yang mengangkat dan langsung nangis-nangis," kata Wahyudi, Rabu (16/6/2021).
Wahyudi bercerita, kala itu pihak pesantren menyebut FWA tewas karena jatuh dari aula.
Pihak ponpes lalu menawarkan untuk mengantarkan pulang jenazah FWA sampai ke rumah.
Pada saat itu, Wahyudi dan keluarganya memutuskan untuk menjemput langsung FWA ke pesantren.
Sesampainya di pesantren, kecurigaan mulai muncul ketika istri dan kakak ipar Wahyudi melihat jenazah FWA.
"Sampai di sana, saya lihat, karena istri saya dan kakak ipar saya bidan desa jadi sedikit paham kesehatan," ungkap Wahyudi.
"Kami lihat jenazah anak, ini bukan jatuh biasa lalu pingsan. Ini dianiaya ini. Lalu, pihak pesantren memanggil kami dan dikumpulkan bersama," lanjutnya.
Ketika keluarga korban mulai curiga, pihak ponpes baru mau mengaku bahwa FWA sesungguhnya tewas akibat dianiaya.
Harun selaku perwakilan dari pesantren kala itu langsung meminta maaf kepada keluarga korban dan berjanji tak akan menutupi kasus penganiayaan tersebut.
"Sekarang, saya baru sadar ada yang mau ditutup-tutupi seandainya saya, yang mungkin orang kampung, sehingga tidak mengerti masalah hukum. Jadi, mungkin kalau jenazah diantar langsung, masalah jadi selesai," ungkap Wahyudi.
Wahyudi mengaku, sempat marah kepada pihak ponpes yang memberikan keterangan berbeda.
Baca juga: Bunuh Istri dan Anaknya, Pria di Kaltim Pernah Ditegur Gara-gara Zikir Tanpa Busana
Tidak Respek ke Senior
Pihak kepolisian telah mentetapkan satu tersangka atas tewasnya FWA.
Tersangka tersebut adalah ALH (17) selaku senior atau kakak kelas korban.
"Dalam kasus ini, satu orang kami tetapkan sebagai tersangka," kata Kanit Reskrim Polsek Kutalimbaru Ipda Syahrizal, Senin (7/6/2021).
Baca juga: Anaknya Melawan saat Mau Dicabuli, Ayah Tiri di Buton Utara Akhirnya Minta Maaf ke Korban
Kala itu pada Sabtu (5/6/2021) malam, korban yang tengah beristirahat tiba-tiba ditarik oleh pelaku masuk ke dalam aula.
Di sana korban dihajar oleh pelaku karena pelaku menilai korban tidak hormat kepada senior.
"Merasa junior kurang respek. Junior dianggap kurang disiplin sehingga dibariskan oleh seniornya ada sepuluh orang."
"Kemudian ada dinasihati dan ada pemukulan disitu," Kata Kapolsek Kutalimbaru AKP Hendri Surbakti saat dikonfirmasi, Senin (7/6/2021).
Korban yang pingsan sempat dibawa ke klinik namun akhirnya meninggal dunia. (TribunWow.com/Anung)
Artikel ini diolah dari di Tribun-Medan.com dengan judul Santri di Kutalimbaru Tewas Dipukul Senior, Korban dan Temannya Sempat Dibariskan dan KISAH Pilu Santri yang Dianiaya Senior, Ternyata Sempat Rayakan Ultah dan Bagi-bagi 65 Kotak Nasi
Berita lain terkait Pesantren