Terkini Daerah
Senior di Ponpes Deliserdang Aniaya Junior hingga Tewas, Korban Awalnya Dipanggil ke Aula
Kasus pengaiayaan terjadi di salah satu ponpes di Sumatera Utara. Diketahui motif penganiayaan tersebut adlah sakit hati.
Penulis: Yonatan Krisna Halman Tri Santosa
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Kasus penganiayaan yang dilakukan senior terhadap juniornya hingga tewas terjadi di sebuah Pondok Pesantren di Sumatera Utara.
Kejadian tersebut tepatnya terjadi di pesantren Darul Arafah, Desa Lau Bakri, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deliserdang, pada Sabtu (5/6/2021).
Kasubbid Penmas Polda Sumut, AKBP MP Nainggolan, mengungkapkan motif penganiayaan yang dilakukan oleh APH (16) terhadap juniornya FWA (14).

Dikutip dari Tribun Medan pada Senin (7/6/2021) motif penganiayaan tersebut adalah karena sakit hati karena APH tidak dihargai oleh juniornya, FWA.
"Motifnya, tersangka sakit hati kepada korban karena merasa tidak dihargai oleh juniornya," ungkapnya, Senin (7/6/2021).
Kini pihak kepolisian sudah meminta keterangan dari para pelaku dan juga saksi.
Baca juga: Motif Penganiayaan Istri 8 Jam Tanpa Henti di Banyuasin, Suami Akui Cemburu Buta, Ini Kronologinya
Baca juga: Nyaris Jadi Korban Pembunuhan Berantai di Kulonprogo, Begini Cerita 2 Wanita Lolos dari Maut
salah satu saksi adalah kerabat dari korban.
"Ada dua orang saksi dari rekan korban sudah kita mintai keterangan," katanya.
Sebelum kejadian, korban diminta oleh pelaku untuk bertemu dengannya di tempat yang telah dijanjikan setelah salat Isya.
Seusai salat Isya, korban tidak menemukan pelaku di tempat tersebut dan memutuskan untuk kembali ke kamar.
"Usai salat Isya, korban mendatangi aula dan ternyata tersangka tidak berada di tempat yang dijanjikan," ungkapnya.
Namun pukul 22.00 WIB, tersangka kembali memanggil korban kembali untuk ke aula dan menghajar korban hingga tak sadarkan diri dan meninggal dunia.
"Namun, sekira 22.00 WIB, tersangka kembali memanggil dan korban mendatangi aula. Tersangka kemudian memukuli korban hingga tak sadarkan diri dan meninggal dunia," terang Nainggolan.
Kronologi
Pihak pesantren mengatakan, motif penganiayaan yang berujung pembunuhan tersebut karena permasalahan pribadi.