Terkini Daerah
Satpol PP Purwokerto Bubarkan PKL Pakai Mobil Damkar, Kepala Satpol PP Eko Heru: Tidak Membahayakan
PKL di kawasan alun-alun purwokerto diusir dengan semprotan desinfektan oleh satpol PP. Pedagang merasa keberatan dan Satpol PP memberi tanggapan.
Penulis: Yonatan Krisna Halman Tri Santosa
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Lapak pedagang kaki lima (PKL) di kawasan alun-alun Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah diusir oleh Satpol PP menggunakan mobil pemadam kebakaran (Damkar) pada Sabtu (5/6/2021).
Video kegiatan tersebut ternyata menuai polemik di media sosial (Medsos).
Kepala Satpol PP Banyumas Eko Heru Surono mengatakan, dirinya terpaksa membubarkan PKL tersebut, karena peringatan yang diberikan sejak delapan tahun lalu tidak diindahkan.
"Sudah bertahun-tahun lalu mereka diperingatkan. Namun, tidak mengindahkan peringatan, sehingga akhirnya mengambil tindakan tersebut," ujar Heru dikutip dari Kompas.com pada Senin (7/6/2021).
Pengusiran PKL tersebut dilakukan dengan melibatkan personel polisi dari Polresta Banyumas.
Baca juga: Viral Wisatawan Kena Harga Tinggi di Puncak dan Malioboro, Gibran Beri Saran untuk Pedagang Solo
Baca juga: Penampakan Warung Pecel Lele Malioboro yang Viral Ditutup, Pedagang Klarifikasi Lalapan Rp 10 Ribu
Selain itu, tujuan Heru dan timnya menyemprotkan desinfektan tersebut adalah untuk pencegahan penyebaran Covid-19.
Dirinya menambahkan, bahwa penyemprotan tersebut tidak berbahaya karena cairan dikeluarkan dengan cara dikabutkan.
"Cairan disinfektan yang keluar itu kita kabutkan, jadi tidak membahayakan," jelas Heru.
Respons Pedagang
Dikutip dari Tribun Jateng pada Senin (7/6/2021) para pedagang sangat menyayangkan peristiwa tersebut.
Salah satu pedagang bahkan merasa keberatan dengan pengusiran tersebut.
Keberatan tersebut diutarakan oleh Humas Paguyuban PKL Sehati Alun-alun Purwokerto, Sugianto.
Dirinya berpendapat bahwa jika diminta untuk pindah, maka harus diberikan solusi dan diberitahu baik-baik.
"Kalau mau ngusir setan saja dikasih sesaji, biar mereka pergi. Kami kan manusia, kalau mau mengusir kami ya kami diberi solusi diberi tempat," kata Sugianto kepada wartawan, Senin (7/6/2021).
Diketahui di tempat tersebut terdapat 10 pedagang yang membuka lapak dagangannya.