TWK KPK
PGI Angkat Bicara soal 75 Pegawai KPK Tak Lulus TWK Dinonaktifkan, Nilai sebagai Pelemahan KPK
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menerima perwakilan dari pegawai KPK di Graha Oikoumene, Salemba, Jakarta Pusat
Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
TRIBUNWOW.COM - Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) menerima perwakilan dari pegawai KPK di Graha Oikumene, Salemba, Jakarta Pusat, DKI Jakarta pada Jumat (28/5/2021).
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum PGI Gomar Gultom menyebut prihatin dengan adanya upaya pelemahan KPK.
"Kita sangat prihatin dengan upaya-upaya pelemahan KPK yang terjadi selama ini, terutama yang memuncak dengan pelabelan intoleran dan radikalisme atas 75 pegawai KPK melalui mekanisme tes wawasan kebangsaan (TWK) belakangan ini," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima TribunWow.com pada Jumat (28/5/2021).
Atas permasalahan tersebut, PGI menyebut akan menyurati presiden untuk mengambil tindakan tegas untuk menyelamatkan lembaga anti rasuah tersebut.
Baca juga: Saat TWK Penyidik KPK Rizka Anung Ditanya Beranikah Belokkan Kasus: Sampai Akhirnya Saya Berdebat
Baca juga: Keputusan Memecat 51 Pegawai KPK Tak Lulus TWK Dinilai Tidak Ikuti Arahan Presiden
Gomar Gultom khawatir akan ada pelabelan radikal akan dijadikan alat untuk menakut-nakuti pegawai lain untuk bekerja dengan profesional.
Terlebih banyak dari 75 pegawai KPK tersebut sedang mengurus kasus-kasus besar.
Ketua PGI itu juga menyinggung arahan presiden untuk tidak menggunakan TWK sebagai dasar penonaktifaan pegawai KPK.
"Dengan disingkirkannya mereka yang selama ini memiliki kinerja baik serta memiliki integritas kuat dengan alasan tidak lulus TWK, dikuatirkan akan membuat para penyidik untuk melaksanakan tugasnya secara profesional, seturut dengan kode etik KPK di masa depan, karena kuatir di-TW-kan dengan label radikal," ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, hadir di sana perwakilan 75 pegawai KPK yang tidak lulus TWK, yakni Novel Baswedan, Adri Dedy Nainggolan, Rasamala Aritonang.
Baca juga: Tak Lolos TWK KPK dan Terancam Dinonaktifkan, Raja OTT: Saya Sudah Terlanjur Dinista
Di kesempatan itu Novel turut menyampaikan kegelisahannya terhadap penonaktifan 75 pegawai KPK tersebut.
Dia kembali menyinggung bahwa orang yang disingkirkan itu sudah di target sejak awal, bahkan Novel menyebut memiliki bukti terkait hal itu.
"Prosesnya adalah upaya yang sudah ditarget, ada fakta dan bukti untuk ini, TWK hanyalah justifikasi untuk target tertentu," kata Novel.
Hotma Tambunan yang juga hadir heran dengan adanya isu talibanisme ini, terlebih isu tersebut dilekatkan kepada orang yang taat agama.
Padahal menurutnya setiap orang harus taat beragama.
"Di KPK itu godaannya banyak sekali, dan ancaman selalu datang, nilai-nilai agama lah yang membuat kami tetap bertahan," ungkapnya. (TribunWow.com/Afzal Nur Iman)