Vaksin Covid
Hasil Studi Temukan Vaksin Covid-19 Mungkin Tak Efektif bagi Orang dengan Masalah Sistem Imun
Vaksin Covid-19 kemungkinan tidak bisa memberi perlindungan yang sangat efektif pada kelompok orang tertentu.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Vaksin Covid-19 disebut penelitian kemungkinan tidak bisa memberi perlindungan yang sangat efektif pada kelompok orang tertentu.
Studi menemukan, bahwa orang dengan immunocompromised atau masalah sistem imun cenderung kurang mengembangkan kekebalan terhadap Virus Corona setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Bahkan sebelum peluncuran vaksin dimulai akhir tahun lalu, para ahli telah memperkirakan bahwa orang dengan sistem imun yang lemah akan kurang terlindungi oleh vaksinasi.
Baca juga: Kemenkes Pastikan Tetap Digunakan Vaksin AstraZeneca, Terbukti Efektif untuk Varian Baru Covid-19
Sudah diketahui bahwa Virus Corona dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius dan bertahan jauh lebih lama pada orang dengan gangguan kekebalan, berkat respons kekebalan yang lebih lemah yang dihasilkan untuk melawannya.
Melansir Gizmodo, respons imun yang lemah ini juga dapat membuat sistem imun yang tertekan lebih rentan terhadap infeksi ulang, yang dianggap jarang terjadi pada kebanyakan orang.
Tetapi, semakin bukti mulai menunjukkan gambaran tentang betapa kurang efektifnya kekebalan yang diberikan oleh vaksin bagi individu-individu ini.
Awal bulan Mei ini, misalnya, sebuah penelitian yang mengamati ratusan penerima transplantasi organ menemukan, bahwa hanya 15% yang memproduksi antibodi terhadap Virus Corona segera setelah dosis pertama vaksin mRNA diberikan.
Sementara pada dosis kedua, hanya 54% yang memproduksi antibodi Virus Corona.
Baca juga: Setelah 2 Hari Ikut Vaksinasi Covid-19, Pria Penderita Darah Tinggi Ini Ditemukan Meninggal di Kamar
Meski antibodi bukan satu-satunya indikator kekebalan, banyak penelitian lain menunjukkan bahwa sebagian besar orang, setelah infeksi atau vaksinasi, memang menciptakan antibodi dan memiliki kekebalan yang kuat, sehingga hasil ini tetap dianggap meresahkan.
Penerima transplantasi organ dan orang-orang dengan kondisi seperti kanker tertentu harus mengonsumsi obat penekan kekebalan atau perawatan seperti radiasi, yang secara artifisial melemahkan sistem kekebalan mereka.
Namun, ada juga orang yang lahir dengan atau mengembangkan defisiensi imun yang juga melemahkan kemampuan tubuh, untuk meningkatkan respons imun yang efektif terhadap infeksi atau vaksinasi.
“Risikonya sangat berbeda untuk orang-orang dalam kondisi seperti saya. Untuk lebih aman, saya 100 persen bertindak seolah-olah saya tidak diimunisasi,” kata Maria Hoffman, penerima transplantasi ginjal, kepada Washington Post dalam sebuah artikel.
Ada kemungkinan, bahwa suntikan pendorong dapat meningkatkan antibodi bagi orang yang mengalami gangguan sistem imun.
Di sisi lain, banyak ahli mengkritik pedoman CDC yang baru saja melonggarkan pemakaian masker untuk orang-orang yang telah mendapatkan vaksin.
CDC dinilai mengabaikan dampaknya terhadap orang yang mengalami gangguan kekebalan.