Terkini Daerah
Tim Futsal Kalah Telak, Pelajar SMA Siapkan Parang Lalu Serbu Sekolah Lawan hingga 1 Siswa Tewas
Seorang pelajar SMA tewas dibacok akibat konflik yang bermula dari sebuah pertandingan futsal.
Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Hanya karena pertandingan futsal, SR (17) seorang pelajar sekolah menengah atas (SMA) di Kota Jambi tewas dibacok oleh supporter tim lawan.
Sekolah SR yakni SMAN 7 Kota Jambi diketahui menang telak 5-0 atas lawannya yang berasal dari sebuah sekolah swasta di Jambi, pada Senin (29/3/2021) lalu.
Pada saat persidangan Selasa (11/5/2021), terungkap bahwa tersangka utama yakni AZ (16) sengaja meminta seorang temannya untuk membawa parang yang kemudian digunakan untuk membacok kepala SR.
Baca juga: Detik-detik Kelompok Teroris Ali Kalora Bantai Warga Toraja di Poso, Satu Korban Dipenggal
Dikutip TribunWow.com dari TribunJambi.com, AZ diketahui menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri Jambi, Selasa (11/5/2021).
Dalam persidangan itu terungkap, AZ menghubungi temannya untuk membawa parang karena dirinya sempat dikeroyok di dalam Gedung olahraga (GOR) setelah pertandingan futsal usai.
Bentrokan kecil memang sempat terjadi di GOR futsal Kotabaru, lalu kemudian berlanjut di luar hingga menyebabkan korban tewas.
Saat dikeroyok di dalam GOR, leher AZ berdarah terluka setelah dikeroyok sekelompok orang tak dikenal.
Kemudian ia meminta rekannya MZ dan RK untuk membawa sebilah parang.
Setelah itu, AZ pergi menuju daerah Buluran dan melihat korban SR sedang berboncengan bersama rekan korban.
AZ saat itu langsung maju mendekatkan motornya ke korban dan membacokkan parang hingga korban terjatuh.
Pada saat terjatuh korban sudah meminta ampun namun pelaku AZ tetap membacokkan parangnya ke kepala SR.
AZ didakwa melanggar pasal 338 KUHP, atau dakwaan kedua melanggar pasal 355 ayat (1) dan (2) KUHP atau dakwaan ketiga padal 351 ayat (3) KUHP.
Baca juga: Viral Bocah Nangis Histeris Ditinggal Baby Sitter Pulang Kampung, sang Pengasuh Mau Menikah
Tidak Terima Kalah
Berdasarkan penuturan D selaku rekan korban, suporter tim lawan tak terima sekolah mereka kalah, sehingga mereka memulai keributan.