Larangan Mudik
Media Asing Soroti Mudik Dilarang Dua Tahun Berturut, Ada Kondisi Berbeda di Banyuwangi
Larangan mudik yang ditetapkan Pemerintah Indonesia turut menuai perhatian media asing.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
Lewat akun YouTube-nya @Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menanggapi soal keluhan warganet terhadap larangan mudik.
Baca juga: Pemudik Nekat Sembunyi di Dalam Mobil Boks bersama Motor, Terbongkar saat Kain Tiba-tiba Bergerak
Awalnya, ia mengungkit soal keluhan yang berkembang di masyarakat seputar larangan mudik.
Yakni komentar warganet yang membandingkan larangan mudik yang berbanding terbalik dengan dibukanya tempat wisata dan pusat perbelanjaan.
"Ada juga teman Anda yang Masha Allah galaknya minta ampun," kata Ganjar.
"Kalau nulis komentar di medsos, 'peraturan apa itu?'," ungkapnya membacakan komentar warganet.

"kalau yang dikhawatirkan dan penularan, lha kenapa tempat wisata dibuka? Kenapa sekolah, kantor, pasar, mal, swalayan, tempat wisata semuanya dibuka? Itu malah jelas-jelas sangat membahayakan dan sumber penularan, masak yang dilarang kok cuma mudik," ucap Ganjar membacakan komentar warganet.
"Begitulah kalau teman Anda itu menggerutu dan cenderung misuh," ungkap gubernur yang khas dengan rambut putihnya itu.
Ganjar lalu mengutip sejumlah makian yang kerap dipakai oleh warganet.
"Ono sing ngomong (ada yang ngomong) mbelgedes, kampret, cebong," ujarnya sambil tertawa.
Ganjar kemudian menegaskan bahwa mudik tidak dilarang dengan syarat tertentu.
"Jadi begini, yang melarang mudik itu siapa? Mudik itu boleh silahkan," kata dia.
"Tapi mudiknya virtual saja," lanjutnya.
Ganjar lalu mengungkit bagaimana masa awal pandemi begitu banyak pasien Covid-19, tenaga medis bekerja keras, hingga tukang gali kubur tak henti-henti bekerja.
Ia mengingatkan betapa bahayanya orang yang berpotensi terpapar Covid-19.
"Kita ini sangat berpotensi jadi penyebab kematian, satu, dua, puluhan, bahkan ratusan nyawa," kata Ganjar.
Terakhir Ganjar menegaskan bahwa keselamtan nyawa manusia lebih penting di atas tradisi dan sebagainya. (TribunWow.com/Brigitta/Anung)
Baca berita lainnya terkait larangan mudik