Kapal Selam Nanggala 402
Ini yang Terjadi jika Kapal Selam Blackout, Eks KKM Ceritakan Kisah Selamatkan KRI Nanggala-402
Mantan KKM KRI Nanggala-402 Laksda TNI (Purn) Frans Wuwung mengungkapkan pengalamannya ketika pernah mengalami blackout saat menyelam.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
Kesembilan titik itu menjadi lokasi utama pemantauan.
Ia menjelaskan sejumlah negara telah mengirimkan bantuan untuk membantu pencarian KRI Nanggala-402.
Di antaranya Singapura yang mengirimkan kapal penyelamat kapal selam MV Swift Rescue dan tim pesawat Amerika Serikat (AS) P-8 Poseidon.
"Tim dari P-8 Poseidon yang nanti sebagai operator akan membantu," kata Riad.
P-8 Poseidon tiba di Indonesia pada Jumat malam.
Baca juga: Pesawat Pemburu Kapal Selam Milik AS Turut Bantu Pencarian KRI Nanggala di Bali, Ini Kecanggihannya
"Timnya sudah datang di sini untuk koordinasi," jelas Riad.
"Sampai dengan saat ini belum ditemukan secara pasti, tapi di beberapa titik ini dengan berbagai caranya bisa ditemukan (KRI Nanggala-402)," tambahnya.
Dikutip dari Tribunnews.com, Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispen AL) Laksamana Julius Widjojono menyebutkan KRI Nanggala-402 hanya dapat menyelam di kedalaman 250-500 meter.
"Pabrikannya 250-500 meter. Kalau lebih dari itu cukup fatal," kata Julius, Kamis (22/4/2021).
Diketahui KRI Nanggala-402 hilang kontak sejak Rabu (21/4/2021) pukul 03.00 WITA.
Hilang kontak itu terjadi tepat setelah kapal selam mulai menyelam di sebelah utara Pulau Bali untuk melakukan latihan tembak torpedo.
Diperkirakan cadangan oksigen hanya cukup untuk 72 jam sejak penyelaman atau sampai Sabtu (24/4/2021) dini hari. (TribunWow.com/Brigitta)