Terkini Nasional
Rocky Gerung Geleng Kepala Lihat Jokowi Hadiri Nikahan Atta-Aurel, Langsung Singgung Rizieq Shihab
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuai kritik seusai menghadiri pesta pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuai kritik seusai menghadiri pesta pernikahan Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah.
Dilansir TribunWow.com, Pengamat politik Rocky Gerung bahkan geleng-geleng kepala saat melihat video kehadiran Jokowi di pernikahan selebriti itu.
Hal itu tampak dalam kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin (5/4/2021).

Baca juga: Sosok Ernest Prakasa yang Kritik Foto Jokowi di Nikahan Atta-Aurel lalu Diunggah di Medsos Sesneg
Baca juga: Puji Pernikahan Atta Halilintar dan Aurel, Dokter Tirta Sorot Setneg Rilis Kehadiran Jokowi: Kasihan
Mulanya, Rocky ditunjukkan video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (4/4/2021).
Tampak ia langsung menggelengkan kepala.
Rocky lantas membahas soal cuitan seorang dokter yang mengkritik kedatangan Jokowi bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo di pernikahan Atta-Aurel.
Karena itu, Rocky langsung membandingkannya dengan kerumunan Rizieq Shihab di Petamburan.
Baca juga: Bukan Cuma Sanksi, Refly Harun Minta Jokowi Tegas Paksa Moeldoko Pilih Jabatan KSP atau Demokrat
Baca juga: Unggah Foto Jokowi di Nikahan Atta-Aurel, Akun Kemensetneg Langsung Banjir Komentar Warganet
"Mungkin maksudnya ada dua jenis virus sekarang, ada Covid radikal di Petamburan," ujar Rocky.
"Dan ini Covid yang bersahaja, adanya di pesta perkawinan selebriti itu."
Lebih lanjut, Rocky menyebut adanya ketidakadilan perlakuan soal kerumunan Rizieq Shihab dan pesta pernikahan yang dihadiri Jokowi.
Ia mengatakan, hal itu bisa disebut sebagai diskriminasi.
"Jadi presiden tahu mana Covid yang berbahaya dia hindari," jelas Rocky.
"Covid yang tidak berbahaya dia sambangi itu."
"Bahkan Covid yang berbahaya mengakibatkan pemenjaraan Habib Rizieq."
"Dia berusaha memberi tahu publik bahwa ada ketidakseimbangan, ketidakadilan, bahkan diskriminasi di masa Covid."