Terkini Daerah
Sakit Hati, Pemilik Tanah Tutup Jalan dengan Bangun Pagar Dinding Setinggi di Depan Rumah Tetangga
Akhirnya permasalahan penutupan akses jalan menggunakan pagar dinding setinggi 2,5 meter berakhir damai.
Editor: Claudia Noventa
Menurut Sri dan keluarganya, Muslih sebenarnya dulu sudah memiliki akses sendiri.
Namun akses itu menurun dan harus melalui anak tangga.
"Sekarang mau enak, lewat kebun milik saya," kata Ia.
Sri menegaskan, dirinya merupakan pemilik tanah generasi ketiga dari kakeknya dulu.
Sementara itu, Sri mengungkapkan, ketika Muslih datang meminta maaf, itu sudah Ia maafkan.
"Masa saya tidak maafin, Gusti Allah juga kan pasti maafin. Tapi, anaknya (anak Muslim) malah nyuruh minta maaf balik lagi di medsos. Kan, jelek mas. Di medsos lagi."
"Terus kalau misalkan dia (Muslih) minta jalan dan langsung saya kasih, kan dia bukan anaknya saya. Keenakan main kasih jalan saja, kan ada proses."
Sri mengatakan, Muslih harus minta maaf dulu di medsos (Facebook).
"Udah jelek loh, nama orang tua saya. Dikatain nenek nenek sudah tua, tinggal matinya."
"Coba lihat, ini dulu kebun biasa dan dia (Muslih) membuat jalan dibatu batu sendiri tidak minta izin. Dan ini, bukan fasilitas umum loh," ucap kesalnya.
Baca juga: Sosok Suami yang Membunuh dan Membuat Skenario seolah Istri Bunuh Diri, Dikenal Tukang Kawin
Cerita Muslih
Muslih kesulitan keluar masuk rumah setelah akses ke jalan ditutup tembok oleh pemilik lahan.
Padahal, pemilik rumah dan pemilik tanah berada di lingkungan yang sama alias masih tetanggaan.
Pemilik rumah, Muslih (52) mengaku, tidak menyangka tetangga tega menutup jalan ke rumah dengan tembok benteng.
Menurut cerita Muslih, sang pemilik lahan tak terima tanahnya dilindas mobil muatan pasir saat Muslih merenovasi dapurnya.