Isu Kudeta Partai Demokrat
Andaikan Istana Terlibat Kisruh Moeldoko VS Demokrat, Refly Harun Beri Opsi: Biarkan atau Restui?
Pakar hukum tata negara Refly Harun menanggapi pertentangan dua kubu yang muncul dalam Partai Demokrat serta keterlibatan KSP Moeldoko.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
"Itu kalau Istana tidak mau terlibat," jelas Refly.
"Tapi kalau Istama mendiamkan saja, ya sudah. Mau menggugat oke, tidak menggugat oke. Yang jelas Moeldoko akan tetap KSP. Itu namanya mendiamkan saja," tambah dia.
Lihat videonya mulai menit 6.00:
Demokrat Kini Ajak Moeldoko Calonkan Diri Jadi Cagub DKI Jakarta
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat, Rachland Nashidik mengungkap undangan kepada Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko jika secara resmi ingin bergabung dengan Partai Demokrat.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui akun Twitter resmi @RachlanNashidik, Rabu (31/3/2021).
Diketahui pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) menyatakan hasil kongres luar biasa (KLB) Deli Serdang, Sumatera Utara tidak sah.
Baca juga: Reaksi Mahfud MD setelah Demokrat Versi KLB Ditolak, Ungkit Hubungan dengan Moeldoko dan SBY
Dalam kongres tersebut, Moeldoko dipilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
Menanggapi pernyataan Kemenkumham, Rachland justru mengundang Moeldoko jika ingin bergabung di bawah kepemimpinan resmi Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Ia bahkan menawarkan jika Moeldoko berminat maju dalam bursa Pilkada Gubernur DKI Jakarta.
"Demokrat akan menerima dengan tangan terbuka bila KSP Moeldoko berkeinginan menjadi anggota Partai pimpinan Agus Yudhoyono," cuit Rachland Nashidik.
"Ketua Bapilu @Andiarief__ akan membantunya bila ia ingin maju berkompetisi secara sehat menjadi Cagub DKI dalam pilkada mendatang. You are warmly welcome!"
Baca juga: Disinggung Rizieq Shihab, Kader KLB Demokrat Anggap Jurus Mabuk: Hadapi Saja Persoalan Hukummu
Sebelumnya ia juga meminta Moeldoko introspeksi diri karena dianggap telah memecah-belah Demokrat.
Hal itu dianggap sesuai dengan jiwa seorang mantan TNI.