Terkini Nasional
Politikus PDIP Berkelit saat Ditanya soal Perjanjian Batu Tulis antara Prabowo-Mega: Tak Pernah Ada
Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira enggan menjawab tentang Perjanjian Batu Tulis yang pernah dibentuk antara PDIP dengan Partai Gerindra.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
Andreas enggan mengonfirmasi keterkaitan antara perjanjian tersebut dengan persaingan PDIP dan Gerindra saat pilpres.
"Apakah benar ada perjanjian atau tidak 'kan yang tahu cuma (Prabowo dan Megawati)," jelas Andreas.
"Itu (perjanjian) untuk menghitung pada waktu itu. Saya kira berkaitan dengan pilpres, yang kemarin juga tidak berlaku," lanjutnya.
Untuk menyongsong 2024, Andreas menyebut pihaknya masih mengamati suasana dinamika politik yang berlangsung.
Ia enggan memberitahu apakah perjanjian tersebut masih berlaku atau tidak.
"Ke depan kita lihat bahwa ini sesuai dengan apa yang ada di referensi dinamika politik dan perkembangan ini," jelas Andreas.
"Belum tahu, karena ini referensi karena dinamika politiknya masih berkembang," tegasnya.
Lihat videonya mulai menit ke-5.30:
Prabowo Tak Populer Jadi Capres 2024 di Mata Anak Muda
Hasil Survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berada di posisi kelima dalam hal popularitas calon presiden 2024 di mata anak muda.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam Kabar Petang di TvOne, Senin (22/3/2021).
Diketahui posisi pertama ditempati Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan persentasi 15,2 persen, diikuti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo 13,7 persen, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 10,2 persen, dan Menparekraf Sandiaga Uno 9,8 persen.

Baca juga: Hasil Survei Capres 2024 Ungkap Anies Nomor 1 Disusul Ganjar, Burhanuddin: Pemilih Jokowi Nyebar
Setelah itu baru nomor lima diduduki Menteri Pertahanan Prabowo Subianto 9,5 persen.
"Secara statistik, perbedaan antara Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, kemudian Sandiaga Uno, Ridwan Kamil, dan Prabowo Subianto sebenarnya masih dalam margin of error 2,9 persen," papar Burhanuddin Muhtadi.