Wacana Presiden 3 Periode
Isu Presiden 3 Periode, Refly Harun Anggap Arief Poyuono Sama Anehnya dengan Qodari, Ini Alasannya
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun buka suara sol kontroversi wacana jabatan presiden tiga periode.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun buka suara sol kontroversi wacana jabatan presiden tiga periode.
Dilansir TribunWow.com, Refly menganggap Politisi Partai Gerindra Arief Poyuono sama anehnya dengan Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari.
Pasalnya, kedua tokoh itu sama-sama mendukung wacana presiden tiga periode.

Baca juga: Alasan Qodari Kenakan Kaus Jokowi-Prabowo saat Bahas Presiden 3 Periode di Mata Najwa: Imajinasi
Baca juga: Ramai Isu Jabatan Presiden 3 Periode, Qodari: Tidak Bisa Menghadapi UUD seperti Kitab Suci
"Bagi saya orang seperti Arief Poyuono ini agak aneh," kata Refly Harun, dikutip dari kanal YouTube Refly Harun, Senin (22/3/2021).
"Kemudian sama anehnya dengan Qodari yang mengusulkan tiga periode jabatan."
Refly mengaku sulit menerima pendapat Qodari.
Pasalnya, Qodari mendukung Presiden Jiko Widodo (Jokowi) kembali mencalonkan diri jika berpasangan dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
"Tapi tiga periodenya adalah Jokowi berpasangan dengan Prabowo yang disebutnya sebagai jalan keluar persoalan bangsa," ucap Qodari.
"Saya sukar menerima argumentasinya."
"Tapi it's okay, Beliau sangat kuat dalam berargumentasi, sangat percaya diri."
Baca juga: Alasan Qodari Kenakan Kaus Jokowi-Prabowo saat Bahas Presiden 3 Periode di Mata Najwa: Imajinasi
Baca juga: Jawaban Ali Ngabalin soal Beda Respons Jokowi terkait Isu Jabatan Presiden 3 Periode dan Moeldoko
Meski Jokowi mengaku tak tertarik memerpanjang masa jabatan, Refly menduga hal itu bisa saja terjadi 2023 kelak.
Ia mengatakan, sulit menolak tawaran perpanjang masa jabatan bagi presiden.
"Bisa jadi perubahan itu tidak terjadi pada 2021, 2022, tapi menjelang 2023," jelas Refly.
"Tapi kalau saya mengatakan, sepanjang ada kemungkinan dua hal."
"Bisa mengubah konstitusi dan bisa menang lagi."