Terkini Daerah
Sosok Freddy Budiman, Gembong Narkoba di Mata sang Anak: Ayah yang Baik dan Tak Pernah Tergantikan
Inilah sosok Freddy Budiman, bandar narkoba yang sudah dieksekusi mati di LP Nusakambangan, Cilacap.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNWOW.COM - Inilah sosok Freddy Budiman, bandar narkoba yang sudah dieksekusi mati di LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, pada 29 Juli 2016.
Dikutip dari Kompas.com, nama Freddy Budiman kembali mengemuka setelah salah satu anaknya, Fikri, memberi kesaksian tentang sisi lain sang ayah melalui tayangan video bersama Gritte Agatha di YouTube Gritte.
Video tersebut ditayangkan pada 17 Maret 2021.

Baca juga: Pesan Terakhir Freddy Budiman Jelang Eksekusi Mati pada sang Anak: Papa Pergi, Tolong Jaga Adik-adik
Freddy Budiman dikenal sebagai seorang gembong narkoba yang dieksekusi mati di LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, pada 29 Juli 2016.
Menurut Fikri, keluarganya telah menerima hujatan dari masyarakat sejak tahun 2009 atau setelah sang ayah ditangkap atas kasus narkoba.
Meski demikian, Fikri tetap bangga terlahir sebagai anak dari Freddy Budiman.
"Jadi sebenarnya kalau gue pribadi sih enggak ngerasa sedih punya papa kayak gitu, bangga justru malah. Seburuk apapun orangtua lo, ya dia tetap orangtua lo, walaupun salah, dan gue pun tidak membenarkan apapun yang dilakukannya," kata Fikri.
"Dia (Freddy) salah, apa pun yang dilakukannya dia salah. Waktu itu (sejak tahun 2009) mendapat hujatan masyarakat, enggak ada satu orang pun yang ngebelain papa, tuh enggak ada. Semuanya hujatan, "Hukum mati aja! hukum mati aja!"," ujar Fikri.
"Dia tetap jadi sosok ayah yang baik, karena dia satu-satunya ayah gue," tambahnya.
Fikri bahkan masih bisa mengingat perlakuan baik ayahnya setiap kali dia menjenguk di penjara.
Freddy, kata Fikri, sering menyuapinya ketika makan bersama di penjara.
Freddy bahkan selalu berpesan kepada Fikri untuk menjauhi narkoba dan terus menjadi laki-laki yang kuat.
"Apapun yang dilakuin sama dia, gue pernah ngerasain hal baik yang dilakukan untuk gue walaupun hanya sekedar nyuapin gue makan. Sosok ayah yang baik dan tidak pernah tergantikan ya sampai sekarang," ucap Fikri.
Dalam video berdurasi lebih dari satu jam itu, Fikri mengakui perbuatan sang ayah telah berdampak negatif pada masyarakat.
Namun, Freddy Budiman tetaplah sosok ayah biologis bagi Fikri.
Terjerat Kasus Narkoba
Freddy berulang kali terjerat kasus pengedaran narkoba.
Freddy bahkan dikenal sebagai salah satu bandar narkoba besar di Indonesia dengan jaringan kelas internasional.
Berkali-kali terjerat kasus pengedaran narkoba tak membuat Freddy Jera.
Baca juga: Ibu Muda di Banyuasin 7 Kali Dirudapaksa Kakak Ipar, Ngaku Diancam, Suami Malah Bela sang Kakak
Dia disebut bisa mengendalikan peredaran narkoba dari balik jeruji besi.
Kasus narkoba yang menjerat pria asal Surabaya ini berawal pada Maret 2009.
Kala itu, polisi menggeledah kediaman Freddy di Apartemen Surya, Cengkareng, Jakarta Baret.
Polisi menemukan 500 gram sabu. Saat itu, dia divonis 3 tahun dan 4 bulan.
Setelah bebas, Freddy kembali berurusan dengan aparat pada tahun 2011.
Kala itu, dia ditangkap di Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat.
Polisi menemukan barang bukti berupa 300 gram heroin, 27 gram sabu, dan 450 gram bahan pembuat ekstasi.
Kasus kepemilikan dan peredaran barang haram itu juga melibatkan anggota Polri yakni Bripka BA, Kompol WS, AKP M, dan AKM AM.
Baca juga: Berharap Jokowi-Prabowo Berpasangan di Pilpres 2024 dan Lawan Kotak Kosong, Qodari: Akan Aman
Atas perbuatannya, Freddy kemudian divonis sembilan tahun penjara.
Baru setahun mendekam di balik jeruji besi LP Cipinang, Freddy kembali berurusan dengan aparat penegak hukum atas kasus peredaran narkoba.
Freddy diketahui masih bisa mengendalikan peredaran narkoba dari balik jeruji besi.
Dia terbukti bisa mengorganisasi penyelundupan 1.412.476 butir ekstasi dari China pada Mei 2012.
Kasus penyelundupan ekstasi dari China itu merupakan kasus terbesar dalam 10 tahun terakhir di Indonesia.
Atas perbuatannya, Freddy kemudian divonis mati oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat pada 15 Juli 2013.
Cerita mengenai Freddy tak berhenti sampai di situ.
Dia pernah menghebohkan publik karena memacari model majalah pria dewasa, Anggita Sari.
Kemudian, dia pernah terlibat dalam kasus bilik asmara di LP Narkotika Cipinang, Jakarta Timur.
Bilik asmara itu digunakan Freddy dan kekasihnya, Vanny Rossyane, untuk menikmati narkoba dan berhubungan seksual.
Kalapas Cipinang yang kala itu dijabat Thurman Hutapea pun harus dicopot dari jabatannya karena kasus bilik asmara Freddy.
Freddy kemudian dieksekusi mati pada 29 Juli 2016 sekitar pukul 20.00 WIB di LP Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Dia lalu dimakamkan di Surabaya, Jawa Timur. (*)
Berita lainnya terkait Freddy Budiman
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sosok Freddy Budiman, Gembong Narkoba yang Pernah Terlibat Kasus Bilik Asmara" dan "Sosok Freddy Budiman di Mata Sang Anak: Dia Tetap Jadi Ayah yang Baik"