Isu Kudeta Partai Demokrat
Refly Harun Tanya soal Tawaran Jadi Ketum Demokrat, Rizal Ramli Tertawa: Pernah Diundang Makan Siang
Ekonom senior Rizal Ramli mengungkapkan dirinya pernah ditawari menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Ekonom senior Rizal Ramli mengungkapkan dirinya pernah ditawari menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.
Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam tayangan di kanal YouTube Refly Harun, Senin (22/3/2021).
Mulanya pakar hukum tata negara Refly Harun membahas isu perpecahan di Partai Demokrat antara loyalis Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan pendukung Moeldoko.

Baca juga: Bandingkan Sifat SBY, Jhoni Allen Sebut Moeldoko Ideal Jadi Ketum Demokrat Ganti AHY: Paling Dengar
"Partai Demokrat kita tahu bahwa ada konflik internal, tapi ada juga keterlibatan pihak eksternal yang banyak orang protes," singgung Refly Harun.
"Ada juga isu sebelum Moeldoko sebenarnya ada pihak eksternalnya yang ditawari (menjadi ketua umum)," katanya.
Ia menyinggung kemungkinan Rizal Ramli pernah mendapat tawaran yang sama.
"Ini jangan-jangan Abang pernah ditawari juga? 'Kan kita tidak tahu," tanya Refly.
Rizal Ramli hanya terbahak mendengar pertanyaan itu.
Ia mengakui memang pernah ditemui kader senior Demokrat yang termasuk satu dari para pendiri partai.
"Memang sekitar 3,5 tahun yang lalu saya pernah diundang makan siang almarhum Ventje Rumangkang, pendiri dari Partai Demokrat yang awalnya 9 orang yang membiayai dan sebagainya," papar Rizal Ramli.
Para politikus senior ini yang diakui sebagai pendiri Partai Demokrat oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam mukadimah.
Baca juga: Pernah Dampingi SBY, Jusuf Kalla Beri Dukungan untuk Partai Demokrat, AHY: Miliki Hubungan Sejarah
Rizal membenarkan hal tersebut.
"Begitu sudah besar, dia ingin lebih besar lagi, dia dorong SBY jadi presiden," kata mantan Menteri Keuangan ini.
Saat itu kesembilan pendiri partai merasa tidak dianggap oleh SBY dan keluarganya.
Mereka jarang diajak berdiskusi hal yang penting, bahkan selalu duduk di belakang dalam tiap acara.
"Pada dasarnya almarhum Ventje curhat sama saya waktu itu, kita para pendiri 9 orang enggak dianggap dalam Partai Demokrat," papar Rizal.
Pada momen itu Rizal lalu diminta menjadi ketua umum melalui proses kongres luar biasa (KLB).
"Pak Ventje bujukin saya, 'Saya bicara sama teman-teman. Kita ingin Pak Ramli yang pimpin Demokrat jadi Ketua Partai Demokrat lewat KLB. Pak Ramli enggak usah pusing soal pembiayaan macam-macam'," kata mantan Menteri Keuangan ini.
Lihat videonya mulai menit ke-2.50:
Jhoni Allen Sebut Moeldoko Ideal Jadi Ketum Demokrat Ganti AHY
Sekretaris Jenderal Partai Demorat veri Kongres Luar Biasa (KLB) Sibolangit, Jhoni Allen Marbun memuji sosok Moeldoko.
Dilansir TribunWow.com, ia bahkan membandingkan sifat Moeldoko dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube tvOneNews, Selasa (16/3/2021).

Baca juga: Termasuk soal Demokrat, Burhanuddin Sebut Ada 3 Hal yang Sebabkan Muncul Wacana Presiden 3 Periode
Baca juga: Jokowi Diam soal Demokrat tapi Respons Cepat Isu Jabatan Presiden 3 Periode, Ini Kata Ali Ngabalin
Jhoni mengaku sudah pernah berbicara dengan SBY soal konflik internal Partai Demokrat.
Namun, menurutnya, SBY tak kunjung mengambil sikap.
"Ini supaya didengar Pak SBY langsung, saya langsung yang memberi tahu Beliau," jelas Jhoni.
"Tapi perkataannya 'Nanti kita bicarakan'."
"Majelis Tinggi fungsinya dulu hanya gubernur dan presiden, itu pun tidak mengambil keputusan, hanya rapat," lanjutnya.
Lebih lanjut, Jhoni menyebut Moeldoko tak pernah berniat menjadi ketua umum Partai Demokrat versi KLB Sibolangit.
Baca juga: Bersiap Menuju Pilpres 2024, Andi Mallarangeng Sebut Partai Demokrat Sudah Miliki Figur yang Tepat
Baca juga: Daftar 10 Nama Kubu KLB yang Digugat Partai Demokrat, Ada Jhoni Allen Marbun hingga Marzuki Alie
Ia mengatakan, krisis kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lah yang mendorong Moeldoko bersedia menjadi ketua umum Partai Demokrat versi KLB.
"Yang kedua, bukan kemauan Moeldoko untuk masuk ke Demokrat," kata Jhoni.
"Karena adanya krisis kepemimpinan oleh AHY yang baru lahir 2017 yang kalah dengan gubernur."
"Itu pun menggunakan keringat dari Sabang sampai Merauke didatangkan ke Jakarta untuk membantu AHY, tapi tidak difasilitasi."
Karena itu, Jhoni menilai Moelodoko cocok menggantikan posisi AHY.
Jhoni bahkan membandingkan sifat Moeldoko dengan SBY.
"Karena kapasitasnya, dia mantan panglima yang punya kredibilitas yang baik, punya penghargaan terhadap anak buah, dia paling mendengar," ujarnya.
"Pak SBY tidak pernah mendengar, satu arah."
"Mohon maaf yang saya hormati Pak SBY, 2018 MUsda Pekanbaru, Musda Sibolga."
"Semua saya katakan tapi tidak ditanggapi," sambungnya menyudahi. (TribunWow.com/Brigitta/Tami)