Breaking News:

Kabar Tokoh

Prabowo Ungkap Punya Andil Ajukan Jokowi Jadi Gubernur DKI hingga Lobi ke Mega: Jadilah dengan Ahok

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengungkap momen dirinya pertama kali bertemu dengan Joko Widodo (Jokowi).

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Lailatun Niqmah
KOMPAS.com/Ihsanuddin
Presiden Joko Widodo bertemu Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (11/10/2019). 

TRIBUNWOW.COM - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengungkap momen dirinya pertama kali bertemu dengan Joko Widodo (Jokowi), mantan Gubernur DKI Jakarta yang kini menjadi presiden.

Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam Satu Jam Lebih Dekat di TvOne, Minggu (21/3/2021).

Diketahui Prabowo dan Jokowi sempat menjadi rival dalam dua kali pemilihan presiden (pilpres), yakni pada 2014 dan 2019.

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri, Jakarta, Rabu (28/8/2018).
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputeri, Jakarta, Rabu (28/8/2018). ((Kompas.com/YOGA SUKMANA))

Baca juga: Soal Wacana Presiden 3 Periode, M Qodari Usulkan Jokowi-Prabowo 2024: Polarisasi Itu Semakin Kuat

Namun sebelum itu Prabowo mengaku punya andil dalam mengajukan Jokowi dari Wali Kota Solo menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Saya dengar di Solo ada satu wali kota yang berhasil memindahkan (pedagang pasar) dengan baik. Saya tertarik," ungkap Prabowo Subianto.

"Kemudian tibalah Pilkada Gubernur DKI, kalau enggak salah 2012. Kemudian mencari-cari tokoh," lanjut Ketua Umum Partai Gerindra tersebut.

Ia mengaku saat itu Gerindra hendak mencalonkan Gubernur DKI Jakarta petahana, Fauzi Bowo.

"Waktu itu sebetulnya partai saya sudah mau dukung Pak Fauzi Bowo dan waktu itu saya masih punya semacam kerja sama dengan PDIP, saya punya perjanjian tertulis," singgung Prabowo.

Mengingat dirinya banyak bekerja sama dengan PDIP, Prabowo mencoba mengajukan nama Jokowi sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada pemilihan 2012.

Baca juga: Raih Elektablitas Tertinggi, Prabowo Disebut Punya Satu Minus, Jadi Faktor Kekalahan dari Jokowi?

"Pak Jokowi kader PDIP, tetapi saya dengar PDIP juga tidak mencalonkan dia," ungkap mantan Pangkostrad ini.

Prabowo lalu mendatangi Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Ia menyarankan agar Megawati memberi suara agar Jokowi dapat maju sebagai calon gubernur.

Jokowi akhirnya maju, didampingi Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang waktu itu masih menjabat sebagai kader Gerindra.

"Akhirnya saya ke Ibu Mega. Saya meyakinkan Ibu Mega untuk mendukung Jokowi," papar Prabowo.

"Pada akhirnya kita juga cari wakilnya. Terjadilah itu, Jokowi dengan Saudara Ahok itu," lanjutnya.

Walaupun begitu, Prabowo enggan disebut sebagai otak di balik rencana pencalonan Jokowi.

Ia mengaku ada alasan lain, yakni melihat citra Jokowi sesuai dengan desakan kaum muda tentang adanya calon pemimpin baru.

"Saya enggak mau ngaku mastermind, tapi begitulah kejadiannya," jelas letnan jenderal purnawirawan ini.

"Saya menggagas karena desakan anak-anak muda ingin suatu wajah baru. Saya waktu itu terkesan juga ke situ, mungkin new leader di Jakarta," tambahnya.

Lihat videonya mulai menit 3.45:

Kriteria Ini Buat Prabowo Menang Survei Elektabilitas

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mendapat posisi tertinggi dalam survei elektabilitas yang diselenggarakan Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam tayangan Sapa Indonesia Malam di Kompas TV, Selasa (23/2/2021).

Berdasarkan survei, Prabowo mendapat angka tertinggi yakni 22,5 persen.

Baca juga: Prabowo Subianto Disebut Kurang Merakyat Tidak seperti Jokowi, Dahnil Anzar: Tentu Perlu Diperbaiki

Mengikuti di bawahnya ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan 10,6 persen, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan 10,2 persen, lalu Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama dengan 7,2 persen.

Terdapat sejumlah kriteria yang membuat Prabowo mendapat posisi tertinggi.

Hasil survei terhadap alasan orang memilih Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden sehingga memenangkan survei elektabilitas tertinggi, Selasa (23/2/2021).
Hasil survei terhadap alasan orang memilih Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden sehingga memenangkan survei elektabilitas tertinggi, Selasa (23/2/2021). (Capture YouTube Kompas TV)

Kriteria utama yang dipilih masyarakat adalah faktor sifat tegas dan berwibawa dengan angka 27,6 persen.

Menyusul faktor berikutnya adalah sifat merakyat atau perhatian kepada rakyat dengan angka 22,5 persen.

Baru di posisi ketiga ada sifat kejujuran atau kesan bersih dari praktik KKN (kolusi, korupsi, dan nepotisme) dengan angka 9,6 persen.

Sifat-sifat lainnya dengan angka lebih kecil adalah sang menteri pertahanan dianggap berpendidikan, paling memperjuangkan kepentingan rakyat kecil, serta ramah atau sopan santun.

Baru setelah itu program yang ditawarkan Prabowo tampak menjanjikan, dengan angka survei 3,8 persen.

Alasan-alasan lainnya adalah ketaatan beragama, tokoh politik, hingga mengikuti orang lain yang mendukung Prabowo.

Hal itu dijelaskan Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan.

Baca juga: Respons PDIP dan Gerindra soal Survei Capres 2024: Prabowo Teratas, Disusul Ganjar, Anies, Ahok

"Dua hal yang paling menonjol, yang menjadi alasan utama paling tidak sampai Januari 2021, memilih presiden itu adalah kalau dia dianggap memiliki personality yang tegas berwibawa," papar Djayadi Hanan.

"Kemudian merakyat atau memiliki perhatian kepada rakyat," lanjutnya.

"Selanjutnya baru kualitas ketiga seperti biasa, jujur, bersih dari KKN. Kemudian pintar, berpendidikan, memperjuangkan rakyat kecil, ramah, santun, dan seterusnya," tambah Djayadi.

Menanggapi hasil survei itu, anggota DPR RI Fraksi Partai Gerindra Supratman Andi Agtas menyebut hasil survei terhadap Prabowo memang cenderung stabil sejak Pilpres 2019.

Ia menyinggung faktor lain yang membuat Prabowo bertahan di posisi puncak survei adalah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kini menjabat tidak akan dapat mencalonkan diri lagi dalam bursa Pilpres 2024.

"Kalau kita berkaca dari pemilu tahun 2019, itu tidak mengalami pergeseran yang signifikan," komentar Supratman.

"Kecuali terkait kebetulan Presiden Jokowi tidak akan mencalonkan diri lagi di Pemilu 2024," tambahnya. (TribunWow.com/Brigitta)

Berita terkait Prabowo Subianto

Tags:
Prabowo SubiantoJokowiAhokBasuki Tjahaja Purnama (Ahok)Megawati SoekarnoputriPilkada JakartaMenteri PertahananJoko WidodoPemilihan Presiden
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved