Tim Indonesia Mundur dari All England
Perlakuan Diskriminatif BWF di All England Berujung Gugatan Internasional, KOI: Ganti Presiden Saja
Ketua Umum Raja Sapta Oktohari menyatakan sikap setelah tim badminton Indonesia ditarik mundur dari Yonex All England 2021.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari menyatakan sikap setelah tim badminton Indonesia ditarik mundur dari Yonex All England 2021.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam Kompas Petang, Minggu (21/3/2021).
Diketahui tim badminton Indonesia pulang setelah ditarik mundur dari All England dengan alasan termasuk radar tracing Covid-19 dari pemerintah Inggris.

Baca juga: Tetap Tak Bisa Ikut All England Open 2021, Tim Indonesia Kini Fokus Pulang: Awalnya Kita Berjuang
Raja menyebut ada sejumlah perlakuan diskriminatif yang dirasakan tim Indonesia dari Badminton World Federation (BWF) selaku penyelenggara acara.
Bahkan segala akomodasi peserta turnamen dari Indonesia harus diupayakan pemerintah dan tidak disediakan BWF.
"Kalau BWF melempar bola kepada regulasi pemerintah Inggris, itu sama sama mem-fait accompli masyarakat Indonesia atau pemerintah Indonesia dengan pemerintah Inggris," ungkap Raja Sapta Oktohari.
Raja bahkan menyebut bila perlu pimpinan BWF yang saat ini menjabat diganti.
"Ini 'kan enggak benar. Kami akan menyuarakan ini sejauh mungkin supaya mereka mendapatkan sanksi yang tegas," katanya.
"Kalau perlu diganti saja presidennya (BWF), toh presidennya bukan siapa-siapa juga, enggak ada apa-apanya," tambah Raja.
Ia mengklaim BWF tidak secara resmi meminta maaf karena telah menarik mundur tim Indonesia dari ajang bergengsi tersebut.
"BWF-nya enggak profesional. BWF hanya menyampaikan bahwa apology for inconvenience. Artinya 'menyesalkan atas ketidaknyamanan'," papar Raja.
Baca juga: Media Asing Soroti Amukan Warganet soal Tim Indonesia Walkover dari All England: Marah Online
"Jadi dia saja enggak mau minta maaf, gitu. Bayangin, sudah salah, enggak mau minta maaf," lanjutnya.
"Tapi kita sekarang sudah bukan maaf-maafan lagi. Fase maaf-maafan sudah lewat," tegas dia.
Raja mengungkapkan saat ini misinya adalah menunjukkan perilaku BWF yang diskriminatif dan menjadi catatan buruk bagi sejarah badminton.
"Sekarang bagaimana caranya kita membuat ini menjadi gerakan dunia supaya menunjukkan ketidakprofesionalan BWF," jelas Raja.