Vaksin Covid
Heboh Isu Vaksin AstraZeneca Pakai Produk Turunan Babi, MUI: Dibolehkan secara Syar'i
Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi pernyataan tentang fatwa penggunaan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Lailatun Niqmah
TRIBUNWOW.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) memberi pernyataan tentang fatwa penggunaan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca.
Dilansir TribunWow.com, hal itu disampaikan Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Ni'am dalam tayangan Apa Kabar Indonesia di TvOne, Sabtu (20/3/2021).
Diketahui vaksin AstraZeneca yang diproduksi SK Bioscience di Kota Andong, Korea Selatan mengandung produk turunan dari babi yakni tripsin.

Baca juga: Kabar Baik, Menkes Budi Isyaratkan Sertifikat Vaksinasi Covid-19 Bisa Digunakan untuk Nonton Konser
"MUI telah menetapkan Fatwa Nomor 14 Tahun 2021 tentang penggunaan vaksin AstraZeneca untuk program vaksinasi Covid-19," kata Asrorun Ni'am.
Sebelumnya pihak MUI melakukan dua langkah saat menetapkan fatwa terkait vaksin ini.
"Pertama, pemerintah melalui Biofarma mengajukan sertifikasi halal terhadap produk vaksin AstraZeneca ini," kata Ni'am.
Setelah mendapat hasil kajian dari data yang diolah, ditemukan fakta ada standar yang tidak sesuai dengan sertifikasi halal.
"Maka kemudian di awal Maret pemerintah melalui Menko Perekonomian dan Kementerian Kesehatan mengajukan permohonan fatwa tentang vaksin AstraZeneca ini," jelas Ni'am.
Pihak MUI lalu mengkaji berdasarkan penjelasan pemerintah dan para ahli.
Baca juga: Sempat Disebut Bahaya, Sederet Negara Ini Tetap Lanjutkan Pakai Vaksin Covid-19 AstraZeneca
Kemudian didapat informasi tentang vaksinasi, tingkat urgensinya, manfaat, serta keterbatasan bahan yang ada saat ini.
Ditambah lagi mengingat tujuan pemerintah segera mencapai kekebalan komunal (herd immunity).
"Maka Majelis Ulama Indonesia menetapkan fatwa yang pada intinya penggunaan vaksin Covid-19 produk AstraZeneca yang diproduksi di Andong, Korea Selatan ini dibolehkan secara syar'i untuk digunakan," tegas Ni'am.
Ni'am menyebut MUI menetapkan ada lima alasan penggunaan vaksin AstraZeneca diperbolehkan (mubah).
Pertama, kondisi pandemi saat ini tergolong situasi darurat atau hajah syariiyah sehingga memungkinkan menggunakan produk yang sebelumnya ditetapkan haram.
Kedua, ada keterangan dari ahli yang kompeten dan terpercaya terkait kemungkinan risiko jika tidak divaksin.
Ketiga, stok vaksin Covid-19 yang halal dan suci belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, terlebih target kekebalan komunitas yang sangat besar.
Keempat, penyelenggara vaksinasi dalam hal ini pemerintah telah menjamin keamanan penggunaannya.
Terakhir, saat ini pemilihan jenis dan bahan vaksin Covid-19 masih terbatas.
Lihat videonya mulai menit 1.00:
Sempat Disebut Bahaya, Sederet Negara Ini Tetap Lanjutkan Pakai AstraZeneca
Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca sempat disebut mengakibatkan efek negatif penggumpalan darah.
Dilansir TribunWow.com, sejumlah negara memutuskan melanjutkan penggunaan vaksin tersebut.
Diketahui setelah isu efek samping AstraZeneca bergulir, European Medicines Agency (EMA) telah menetapkan vaksin tersebut tetap aman dan efektif.
Baca juga: Penyintas Covid-19 Tak Perlu Divaksin Lagi, Ahli WHO Tetap Sarankan: Terutama bagi Prioritas
Jerman memutuskan akan melanjutkan vaksinasi menggunakan AstraZeneca mulai Jumat (19/3/2021).
Walaupun begitu, peringatan khusus akan tetap diberikan mengingat adanya potensi efek samping.
"Tujuan umum pemerintah dan 16 wilayah untuk vaksinasi menggunakan AstraZeneca akan dimulai besok," kata Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn, dikutip dari DW.com.
Sebelumnya Jerman sempat menunda vaksinasi terkait bahaya efek samping AstraZeneca.
Namun, setelah mendengar rekomendasi EMA, Spahn memperikan persetujuan untuk melanjutkan vaksinasi.
"Analisis EMA telah mengonfirmasi langkah yang kami ambil," jelas Spahn.
"Langkah yang tepat untuk menunda vaksinasi setelah muncul peringatan naiknya kasus sampai tipe penggumpalan darah yang sangat langka ini dapat diteliti."
Baca juga: Beredar Isu Vaksin AstraZeneca Sebabkan Penggumpalan Darah, Kemenkes Bantah: Tidak Berhubungan
Selain Jerman, terdapat beberapa negara lain yang akan melanjutkan vaksin menggunakan AstraZeneca.
Misalnya Perancis, Italia, Latvia, Bulgaria, dan Slovenia yang mengikuti rekomendasi EMA.
"Vaksin Covid-19 AstraZeneca efektif, seperti yang disampaikan EMA. Vaksin tersebut hanya memiliki efek samping yang relatif sedikit," kata Perdana Menteri Perancis Jean Castex.
Hal serupa dikatakan Perdana Menteri Italia Mario Draghi.
Ia menyebut vaksinasi akan segera dilanjutkan.
Draghi menegaskan prioritas pemerintah adalah untuk melakukan vaksinasi sebanyak mungkin dalam waktu sesingkat mungkin.
Sementara itu Spanyol akan mulai memperkenalkan vaksinasi AstraZeneca, tetapi membatasi hanya untuk golongan tertentu demi meminimalkan risiko kesehatan.
Selanjutnya Lithuania juga akan melanjutkan vaksinasi dengan AstraZeneca mulai Jumat, seperti yang disampaikan Menteri Kesehatan Arunas Dulkys.
Dulkys, bersama dengan presiden, perdana menteri, dan anggota parlemen Lithuania akan mendapatkan disuntikkan AstraZeneca, pada Senin (22/3/2021) mendatang. (TribunWow.com/Brigitta)