Wacana Presiden 3 Periode
Fahri Hamzah Minta Pihak yang Ngotot Ingin Presiden 3 Periode Dibongkar: Jokowi Sendiri Enggak Mau
Saat membahas wacana presiden 3 periode, Fahri Hamzah membandingkan Presiden Jokowi dengan Presiden Russia, Vladimir Putin dan Presiden Turki, Erdogan
Penulis: anung aulia malik
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Isu presiden menjabat tiga periode masih terus dibicarakan meskipun Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sudah menyatakan posisinya yang menolak untuk kembali menjabat untuk ketiga kalinya.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah turut membela Jokowi dalam isu presiden 3 periode ini.
Ia ingin agar pihak yang ngotot menghembuskan isu presiden tiga periode diungkap ke publik.

Baca juga: Amien Rais Tuduh Jokowi Mau 3 Periode, Ali Ngabalin Tegur: Jangan Main Sebarkan Berita, Itu Fitnah
Hal tersebut disampaikan oleh Fahri dalam podcast di kanal YouTube Fahri Hamzah Official, Selasa (16/3/2021).
Pertama ia mengungkit soal Presiden Russia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang berulang kali menjabat sebagai pemimpin di negara mereka dengan caranya masing-masing.
Melihat Erdogan dan Putin, Fahri melihat ada kesamaan di antara keduanya yakni memiliki minat terhadap otoritarianisme sehingga berusaha kembali menjabat sebagai pemimpin negara.
Fahri menyebut, hal itu sangat berbeda dengan Jokowi di Indonesia.
"Kalau Pak Jokowi kan memang dari awal dia enggak minat dengan otoritarianisme," katanya.
"Karena itu sebenarnya kita ambil apa yang baik dari Pak Jokowi bahwa dia sudah mengatakan, dia enggak akan terus," lanjut Fahri.
Mantan politisi PKS itu mengatakan, dirinya pun setuju untuk melakukan amandemen ke-5 terhadap konstitusi Indonesia yakni Undang-Undang Dasar 1945 atau UUD 1945.
Namun ia ingin pembahasannya dibahas secara komprehensif.
"Saya termasuk orang yang ingin agar ada amandemen kelima konstitusi kita," kata Fahri.
Fahri menilai ada sejumlah hal yang belum diatur dalam UUD 1945 seperti independensi penegak hukum hingga kewenangan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
Mantan Wakil Ketua DPR RI itu menegaskan bahwa konstitusi bisa diubah namun untuk kepentingan bersama bukan perorangan.
"Pak Jokowinya sendiri sudah enggak mau," kata Fahri.