Terkini Daerah
Viral Ayah dan Anak Harus Lompati Tembok dengan Kawat Berduri demi ke Rumah, Ini Kisah di Baliknya
Kisah sengketa tanah berujung pemagaran tembok secara sepihak kembali terjadi di Ciledug, Tangerang.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Mohamad Yoenus
"Sekitar tahun 2016 (membeli bangunan) dengan harga murah melalui proses lelang, lengkap dengan bangunannya," ungkap Asep.
Bangunan itu berupa gedung fitness seluas 1.000 meter persegi yang kini ditinggali Asep dan keluarganya.
Setelah lama dibeli Munir, muncul seorang ahli waris yang dulu memiliki bangunan tersebut.
Ahli waris itu lalu mengklaim tanah dan jalan dengan total lebar sekitar 3,5-4 meter di depan bangunan itu.
Ia menyebut tanah itu adalah hibah dari keluarganya kepada pemerintah.
Si ahli waris lalu membangun dua dinding sepanjang 300 meter di jalan akses gedung fitness yang juga merupakan tempat tinggal Asep.
Baca juga: Fakta Tahanan Polsek Kabur setelah Jebol Tembok Pakai Sendok, Pura-pura Ngaji untuk Kelabui Petugas
Dua dinding itu setinggi 2 meter dengan jarak 2 meter.
Awalnya masih ada akses jalan selebar 2,5 meter.
Namun hal itu tidak bertahan lama.
"Saat itu, kami masih dikasih akses masuk, cuma bisa (untuk) satu motor kira-kira," papar Asep.
Sejak banjir melanda kawasan tersebut, sebagian dinding jebol sebesar 3 meter, yakni bagian terjauh dari rumah Asep.
Si ahli waris sempat menuduh keluarga itu menjebol dinding.
"Dia mikirnya kalau ibu saya yang ngehancurin dinding itu, padahal itu kan karena banjir. Ibu saya juga perempuan, enggak mungkin mampu buat ngehancurin dinding itu," tutur Asep.
Ibunda Asep bahkan pernah ditodong dengan senjata tajam oleh si ahli waris.
Sang ibu masih menderita trauma akibat kejadian tersebut.