Isu Kudeta Partai Demokrat
Puji Kematangan AHY Hadapi Kudeta Demokrat, Pakar Semiotika Bandingkan dengan SBY: Marahnya Berbeda
Pakar Semiotika Acep Iwan Saidi menyampaikan pandangannya terkait persoalan di tubuh Partai Demokrat.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Lailatun Niqmah
"Pak SBY karena kesepuhannya, sensitivitasnya lebih tinggi, emosinya lebih tinggi, maka keluar misalnya ungkapan Beliau tentang 'Aku minta ampun kepada Tuhan karena telah mengangkat Moeldoko," jelasnya.
"Itu adalah kemarahan yang ditahan, yang keluarnya menjadi sinisme."
Lebih lanjut, Acep Iwan mengatakan bahwa kematangan dari AHY bisa menjadi kelebihan tersendiri sebagai seorang pemimpin.
"Dan ini menurut saya adalah momentum buat AHY untuk menunjukkan bahwa dia bisa mengatasi persoalan ini sekaligus keluar dari bayang-bayang Pak SBY."
"Bisa menunjukan kepemimpinan yang sebenarnya," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 3.15:
AHY: KSP Moeldoko Tak Mencintai, tapi Ingin Memiliki Demokrat
Di sisi lain, sebelumnya, Ketua Umum Partai Demomrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyindir Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko.
Dilansir TribunWow.com, AHY menyebut Moeldoko adalah orang yang hanya ingin memiliki Partai Demokrat.
Seperti diketahui, Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Konferensi Luar Biasa (KLB) di Deliserdang, Sumatera Utara.
Baca juga: Ini Penjelasan AHY Tetap Ketum Demokrat meski Versi KLB Pilih Moeldoko, Ternyata Menyangkut Hukum
Terpilihnya Moeldoko mengakibatkan dualisme kepemimpinan Partai Demokrat.
Pasalnya, hingga kini AHY juga masih menjabat sebagai ketua umum.
Terkait hal itu, AHY lantas mengajak seluruh pengurus Partai Demokrat se-Indonesia berkumpul meski lewat panggilan video.
Dalam pidatonya, AHY menyinggung pihak-pihak yang berpura-pura mencintai Partai Demokrat.
"Mudah sekali keluar masuk partai, mudah sekali meninggalkan kita," ucap AHY, dikutip dari kanal YouTube Kompas TV, Minggu (7/3/2021).