Isu Kudeta Partai Demokrat
Presenter Turun Tangan, Ngabalin Didebat Pengamat soal Moeldoko Didesak Mundur: Urusannya Pribadi
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, berdebat dengan Direktur Lingkar Madani, Ray Rangkuti.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Lailatun Niqmah
Ia pun menyinggung banyaknya ketua umum partai yang kini duduk di kursi kabinet Jokowi.
"Dan juga untuk menjelaskan pada masyarakat bahwa Pak Jokowi tidak ada dalam permasalahan ini," sahut Ngabalin.
"Keliru kerangka berpikirnya, pertama, saya harus menjelaskan pada seluruh rakyat Indonesia banyak pembantu Bapak Presiden itu adalah ketua umum partai politik di kabinet."
"Itu adalah kewenangan Bapak Presiden, tidak ada seorang pun yang bisa mengintervensi," sambungnya.
Lebih lanjut, Ngabalin menegaskan keputusan Moeldoko menerima jabatan di Partai Demokrat adalah hal pribadi.
Karena itu, ia menolak jika Jokowi terus disangkutpautkan.
"Sama halnya dengan posisi hari ini, apa urusannya dengan urusan pribadi, kemudian apa urusannya dengan harus menekan Pak Presiden memundurkan Pak Moeldoko," jelas Ngabalin.
Menanggapi hal itu, Ray kembali buka suara.
Ray berpendapat, sejumlah anggota kabinet Jokowi sudah menjadi ketua umum partai sebelum dipilih jadi menteri.
Karena itu, menurut Ray, posisi Moeldoko yang baru terpilih jadi pejabat Partai Demokrat berbeda dengan menteri-menteri tersebut.
"Dan Pak Ali Mochtar itu mengatakan bukan Pak Moeldoko saja, banyak ketua partai yang jadi anggota kabinet," sambung Ray.
"Tapi itu peristiwa berbeda, yang lain diangkat presiden saat mereka sudah jadi ketua partai."
"Beda cerita, ini tidak, jadi Beliau (Moeldoko) jadi ketua partai saat sudah jadi Kepala KSP," sambungnya menyudahi.
Simak videonya berikut ini mulai menit ke-5.51:
Mahfud MD: AHY Masih Resmi