Breaking News:

Isu Kudeta Partai Demokrat

Ini Penjelasan AHY Tetap Ketum Demokrat meski Versi KLB Pilih Moeldoko, Ternyata Menyangkut Hukum

Mahfud MD menjelaskan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masih sah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNNEWS/HERUDIN/Instagram @agusyudhoyono
Kolase foto Moeldoko dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). 

TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menjelaskan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masih sah menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Prime Time News di Metro TV, Sabtu (6/3/2021).

Diketahui Demokrat kini terpecah menjadi dua kubu, yakni loyalis Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Ketua Umum versi kongres luar biasa (KLB) Moeldoko.

Menko Polhukam Mahfud MD, Minggu (14/2/2021). Terbaru, Mahfud MD menanggapi perpecahan dalam Partai Demokrat.
Menko Polhukam Mahfud MD, Minggu (14/2/2021). Terbaru, Mahfud MD menanggapi perpecahan dalam Partai Demokrat. (Capture YouTube Kompas TV)

Baca juga: Kehadiran Moeldoko Jadi Bukti Dugaan Istana Campur Tangan KLB Demokrat, Pengamat: Kamuflase Saja

Selain itu, KLB merombak Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga partai.

Menurut Mahfud, saat ini secara legal AD/ART yang terdaftar adalah versi 2005 dan ketua umum resmi adalah AHY.

"Yang ada di pemerintah sekarang adalah AD/ART 2005. Yang ada di pemerintah sekarang ketua umumnya adalah AHY," jelas Mahfud MD.

"Itu hukumnya yang ada sekarang," tegasnya.

Diketahui masih ada kemungkinan kedua belah pihak dalam Demokrat akan membawa konflik ke ranah hukum.

Jika laporan sudah disampaikan, Mahfud menilai pemerintah baru dapat mengambil sikap.

"Nanti kalau laporan kita sudah masuk, baru laporan kita nilai," kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

Ia menjelaskan poin-poin yang dibahas termasuk legalitas AD/ART baru dan KLB yang baru saja dilangsungkan di Deliserdang, Sumatera Utara.

Baca juga: Ungkap Pemicu KLB Sibolangit, Max Sopacua Klaim Internal Demokrat Resah Sejak AHY Jadi Ketum

"Perubahan AD/ART ini sah atau tidak. Penyelenggaraan KLB ini sah atau tidak. Pemerintah hanya mengukur begitu saja

"'Kan simpel sekali, ada ukuran undang-undang, ada ukuran AD/ART," kata pakar hukum ini.

"Bagaimana nanti hasilnya, ya kita belum dapat laporan. Tidak tahu. Kita lihat dulu apakah KLB-nya memenuhi syarat atau tidak, gitu saja," lanjut Mahfud MD.

Selanjutnya, Mahfud mengaku sudah menemui Moeldoko terkait isu kudeta kepemimpinan AHY yang sudah sejak lama beredar.

Saat itu Moeldoko menegaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak ada sangkut-pautnya dengan rencana kudeta tersebut.

"Pertama, saya sudah ketemu Pak Moeldoko juga begitu awal-awal keributan ini. Bukan kemarin, sudah dua minggu lalu ketika muncul tudingan bahwa ada rencana (kudeta) itu," ungkap Mahfud.

"Moeldoko mengatakan tidak ada kaitannya dengan presiden, 'Ini urusan saya. Saya tidak bermaksud mengambil alih. Pada waktu itu tidak bermaksud mengambil alih. Orang datang kepada saya, ya saya layani'," tambahnya.

Lihat videonya mulai menit 4.40:

Max Sopacua Klaim Internal Demokrat Resah Sejak AHY Jadi Ketum

Diprakarsai oleh sejumlah eks kader Demokrat, partai berlambang mercy tersebut mengadakan Kongres Luar Biasa (KLB), di The Hill Hotel and Resort Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).

Satu dari beberapa penggagas KLB itu adalah Max Sopacua yang kini telah dipecat dari Partai Demokrat.

Max mengklaim, KLB itu adalah puncak dari keresahan para kader Demokrat selama bertahun-tahun.

Baca juga: Gubernur Sumut Edy Rahmayadi akan Cek KLB Demokrat di Deliserdang: Kalau Tidak Ada Izin, Usir

Baca juga: Tanggapi KLB Demokrat, SBY Bakal Turun Gunung, Para Kader Diminta Dengarkan Arahan

Dikutip TribunWow.com dari Tribun-Medan.com, Max merunut mulai dari peristiwa KLB partai Demokrat di Bali pada tahun 2013 silam.

"Latar belakang yang mengakibatkan terjadinya KLB ini karena adanya kesumbatan yang terjadi bertahun-tahun," ujar Max.

Max menceritakan mulai dari awal Susilo Bambang Yudhoyono menjadi ketua umum (Ketum) Demokrat.

Mantan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua dalam konferensi pers kongres luar biasa (KLB) di Hotel The Hills, Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).
Mantan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Max Sopacua dalam konferensi pers kongres luar biasa (KLB) di Hotel The Hills, Deliserdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021). (Capture YouTube Kompas TV)

"Di situ kita mendukung penuh pak SBY untuk jadi ketua umum, karena ini untuk menyelamatkan partai setelah pak Anas tersandung masalah," katanya.

Max bercerita, pada saat itu SBY berjanji untuk membuka regenerasi kepemimpinan partai.

Namun pada tahun 2105 SBY justru terpilih menjadi ketum secara aklamasi.

"Jadi kami merasa apa yang dijanjikan saat 2013, tidak terlaksana. Malah dulu saat 2015 ada nama Marzuki Ali tersendat juga untuk menjadi calon, sehingga kembali terjadi aklamasi," ucap Max.

Max mengatakan, kondisi partai masih cukup kondisif hingga akhirnya pada tahun 2020 AHY terpilih menjadi ketum.

"Tapi ternyata regenerasi ini timpang juga, karena regenerasi malah jatuh ke anak pak SBY yaitu pak AHY," ungkapnya.

Max menegaskan, regenerasi yang dilakukan oleh SBY tidak sejalan dengan keinginan partai.

Ia juga mengklaim ada kecacatan dalam proses kongres ketika AHY menjadi ketum.

Max juga memberikan pujian kepada kader Demokrat yang menghadiri KLB di The Hill Hotel Sibolangit.

"Kader KLB partai Demokrat di The Hill Hotel Resort Sibolangit merupakan kader partai yang lurus, dan KLB ini bertujuan untuk mengumpulkan yang selama ini berserak," ujarnya. (TribunWow.com/Brigitta/Anung)

Tags:
KLB Partai DemokratPartai DemokratAgus Harimurti Yudhoyono (AHY)MoeldokoMahfud MD
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA
KOMENTAR

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved