Isu Kudeta Partai Demokrat
SBY Singgung Isu Kudeta dalam Partai, Tegaskan Demokrat Tak Diperjualbelikan dan Tak Tergiur Uang
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung pihak yang ingin mengudeta kepemimpinan partai tersebut.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung pihak yang ingin mengudeta kepemimpinan partai tersebut.
Dilansir TribunWow.com, SBY menegaskan pihaknya tak tergiur dengan uang yang bakal diberi pembeli Partai Demokrat.
Seperti yang diungkapkannya dalam video unggahan Instagram @pdemokrat, Rabu (24/2/2021).
SBY menyebut awal 2021 sebagai tahun yang berat bagi Partai Demokrat.

Baca juga: SBY Sebut Partai Demokrat Tak Bisa Imbangi Koalisi Jokowi, Singgung Beratnya Perjuangan Kader
Baca juga: Soal Isu Kudeta Partai Demokrat, SBY Minta Usir Kader yang Partisipasi: Katanya Ada yang sebagai EO
Pasalnya, mencuat adanya pihak yang ingin mengambialih kepemimpinan partai tersebut.
"Awal 2021 ini, tepat partai kita berusia 20 tahun, kita kembali menghadapi ujian dan cobaan," ujar SBY.
"Ketika kita berjuang setengah sekuat tenaga untuk masa depan partai yang cerah, perjuangan yang damai, konstitusional dan tidak berniat jahat."
"Dan ketika di bawah kepemimpinan AHY, dukungan rakyat pada Partai Demokrat terus meningkat."
"Bagai halilintar di siang bolong, ada kegiatan dan permufakatan jahat untuk merusak Partai Demokrat," sambungnya.
SBY mengatakan, pihak tersebut bersekongkol ingin merebut Partai Demokrat.
Baca juga: Peringatkan Orang yang Ingin Ambil Alih Demokrat, SBY: Partai Kami Bukan untuk Diperjualbelikan
Baca juga: Pendiri PD Beberkan Alasan Demokrat Tak Lagi Berjaya di Pemilu, Ungkit Kiprah SBY dan Kegagalan AHY
Menurutnya, kelompok itu melibatkan orang luar, kader, serta mantan kader Partai Demokrat.
"Saya yakin saudara semua sudah mendengarnya, ada gerakan pengambilalihan Partai Demokrat," jelas SBY.
"Selanjutnya kami sebut GPKPD yang ingin mengambilalih kepemimpinan partai yang sah."
"Gerakan ini hakikatnya ingin mendongkel kepemimpinan partai yang sah."
"Kemudian menggantinya dengan orang luar yang bukan kader demokrat dan bersekongkol dengan segelintir kader dan mantan kader yang bermasalah," lanjutnya.