Breaking News:

Terkini Nasional

Wamenkumham Sebut Juliari dan Edhy Prabowo Layak Dihukum Mati, Arteria: Kita Bersabar Dulu Lah

Arteria Dahlan buka suara menanggapi tuntutan hukuman mati kepada dua mantan menteri, Juliari Batubara dan Edhy Prabowo.

Youtube/Apa Kabar Indonesa tvOne
Arteria Dahlan memberikan tanggapan terkait ketakutan publik menyusul adanya kedekatan antara calon Kapolri Komjen Listyo Sigit dengan Presiden Jokowi 

TRIBUNWOW.COM - Politisi PDI Perjuangan, Arteria Dahlan buka suara menanggapi tuntutan hukuman mati kepada dua mantan menteri yang menjadi tersangka dalam kasus korupsi, Juliari Batubara dan Edhy Prabowo.

Sebelumnya, tuntutan hukuman mati kepada Juliari dan Edhy Prabowo disampaikan oleh Wakil Menteri Hukum dan HAM (Wamenkumham), Edward Omar Sharif Hiariej.

Dilansir TribunWow.com, Arteria Dahlan meminta kepada semua pihak untuk menghargai dan menghormati proses hukum yang sedang berlangsung.

Kolase foto tersangka korupsi mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo dan mantan Menteri Sosial Juliari Batubara.
Kolase foto tersangka korupsi mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo dan mantan Menteri Sosial Juliari Batubara. (Dokumentasi KKP/Dokumentasi BNPB)

Baca juga: Wamenkumham Anggap Juliari dan Edhy Prabowo Layak Dituntut Hukuman Mati: Dua yang Memberatkan Itu

Dirinya juga meminta untuk menyerahkan semua keputusan terbaik dan adil kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Indonesia ini adalah negara hukum ada aturan hukumnya, sekarang aparat penegak hukum sedang bekerja," ujar Arteria Dahlan, dikutip dari acara Apa Kabar Indonesia Malam, Rabu (17/2/2021).

"Kita minta semua pihak untuk menghormati penegakan hukum yang tengah berjalan," harapnya.

"Juga kedepankan asas praduga tak bersalah."

Arteria Dahlan juga meminta untuk tidak gegabah dalam mengambil keputusan dan harus berdasarkan fakta-fakta di persidangan.

Apalagi jika kaitannya dengan hukuman mati yang di satu sisi berkaitan dengan Hak Asasi Manusia, khususnya hak hidup.

"Kedua, kita bersabar dulu lah, tunggu fakta persidangan, melihat secara cermat, secara khidmat, mudah-mudahan nanti hakim kita merupakan mahkamah-mahkamah yang mampu memberikan keadilan bagi seluruh rakyat."

Baca juga: 2 Menteri Jokowi yang Ditangkap KPK, Edhy Prabowo dan Juliari Batubara Kompak Puji Pengganti Mereka

Terkait tuntutan yang disampaikan oleh Wamenkumham, Arteria Dahlan sedikit menyayangkan.

Menurutnya, sebagai seorang pejabat publik harus berhati-hati dalam menyampaikan pendapatnya.

Karena setiap pendapat dari seorang pejabat publik tidak bisa dilihat sebagai pendapat individu.

"Memang secara etika kelembagaan, kalau kita lihat sahabat saya, Pak Wamenkumham kan sudah tidak bisa dikatakan bicaranya secara pribadi karena akan menyerempet institusi," ungkapnya.

"Ini kan sebagai pejabat publik, sebagai Wamen harusnya lebih hati-hati, lebih cermat, menghormatilah minimal dan berdisiplin berbicara, bersikap dan bertutur kata," imbuh Anggota Komisi III DPR RI tersebut,

"Beliau sudah tidak menjadi pengamat lagi, pernyataan-pernyataan beliau pastinya memberikan dampak, tidak hanya dampak akademeis, mungkin juga dampak politis," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke-1.20:

Immanuel Ebenezer Dukung Hukum Mati Juliari Batubara

Ketua Umum Jokowi Mania, Immanuel Ebenezer mendukung penuh hukuman mati kepada Juliari Batubara.

Juliari Batubara sebelumnya ditetapkan menjadi tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan suap pengelolaan dana bantuan sosial (bansos) penanganan Covid-19, Minggu (6/12/2020).

Dilansir TribunWow.com, Immanuel menyebut bahwa tindakan dari Juliari sudah layak dan pantas untuk diberikan hukuman mati.

Baca juga: Ngaku Paling Tersakiti atas Kasus Juliari Batubara, Deddy Sitorus: Megawati sampai Berurai Air Mata

Menurutnya, kasus korupsi Juliari sudah memenuhi syarat dalam pasal 2 ayat 2 Undang-undang Dasar Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).

"Ya kalau mau lihat pasal 2 ini salah satunya bencana nasional dan krisis ekonomi. Dua syarat ini cukup memenuhi," ujar Immanuel dalam acara Kabar Petang 'tvOne', Minggu (6/12/2020).

"Artinya sudah hukuman mati aja," pintanya.

Immanuel menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi para koruptor, terlebih dilakukan di saat keterpurukan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

Menurutnya hukuman mati menjadi cara terbaik untuk bisa memberikan efek jera supaya tidak ada lagi kasus-kasus korupsi di Tanah Air.

"Kalau kita selalu berkompromi terhadap pelaku korup ini bangsa ini tidak akan mampu menyelesaikan persoalan bangsa sendiri," kata Immanuel.

"Pilihannya sudah eksekusi selesaikan," tegasnya.

Baca juga: Bandingkan Penerapan UU ITE Era SBY dengan Jokowi, Haikal Hassan: Enggak Ada Kritikan yang Ditangkap

Dikatakannya bahwa kehilangan Juliari maupun koruptor lainnya tidak akan disesali bahkan didukung oleh rakyat.

Ia menambahkan ketika tidak dilakukan hukuman yang tegas seperti hukuman mati, maka kasus-kasus serupa akan tetap terjadi di kemudian hari.

"Kita memilih kehilangan bangsa ini atau kehilangan koruptor, saya yakin bangsa ini akan menjawab lebih baik kehilangan koruptor satu juta orang daripada kehilangan bangsa ini," terang Immanuel.

"Jadi hukuman mati adalah sebuah kewajiban dan keharusan." (TribunWow.com/Elfan Fajar Nugroho)

Tags:
WamenkumhamEdhy PrabowoJuliari BatubaraHukuman MatiArteria DahlanKorupsiEdward Omar Sharif Hiariej
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved