Terkini Daerah
4 Fakta Guru Honorer yang Dipecat setelah Unggah Gaji, Sakit Tumor hingga Alasan Kepala Sekolah
Hervina (34), seorang guru honorer di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, dipecat setelah mengunggah besaran gaji Rp 700.000 di media sosial.
Editor: Claudia Noventa
"Sebab, guru PNS jarang masuk mengajar karena desa ini adalah desa terpencil," kata Andi Sudi Alam kepada sejumlah awak media.
Desa Sadar sendiri adalah daerah terpencil yang terletak sekitar 12 kilometer dari ibu kota Kabupaten Bone.
Untuk menuju Desa Sadar, warga harus melalui Kabupaten Soppeng atau Kabupaten Barru dengan melewati pegunungan dan akses jalan yang belum teraspal.
Baca juga: Wanita Ini Tewas seusai 20 Menit Berhubungan Badan dengan Selingkuhan, Sempat Kejang-kejang
Baca juga: Modus Pria di Palembang Rudapaksa Siswi SMP, Janjikan Biayai Sekolah hingga Belikan Motor
Sakit Tumor Payudara
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bone Andi Syamsiar mengatakan, pihaknya akan mencari solusi untuk kasus Hervina dan berencana menemukan kedua belah pihak.Terkait hal tersebut, Hervina mengaku masih belum bisa datang memenuhi panggilan Dinas Pendidikan Kabupaten Bone.
Ternyata, selama ini Hervina sakit tumor payudara. Hal tersebut sudah disampaikan kepada pengawas dan operator kecamatan.
Ia bercerita, dokter telah menyarankan untuk operasi payudara. Namun, ia memilih pengobatan herbal dan tradisional.
Hervina menerima surat panggilan dari dinas pada hari Rabu. Padahal, dua hari sebelumnya ia pergi ke Bone.
"Senin, Selasa saya di Bone. Rabu baru ada suratnya. Kita tahu perjalanan ke Kota Watampone jauh. Saya tidak boleh terlalu capek," beber Hervina.
"Saya telepon pengawas dan operator kecamatan bahwa bukan saya tidak mau datang. Kita tahu kondisi saya, sekarang belum sembuh total dan tidak boleh terlalu capek. Makanya, saya tidak sempat hadir," kata Hervina, Jumat (12/2/2021) dilansir dari Tribunbone.com.
Hervina bercerita bahwa ia pernah tidak masuk mengajar selama beberapa bulan karena kondisi parah tumor payudara yang dideritanya.
Saat itu ia tak mampu menahan rasa sakit sehingga tidak memungkinkan untuk mengajar.
"Saat itu kondisi tumor payudara yang saya alami parah. Saya hanya mengenakan sarung, tidak bisa pakai baju. Tidak mungkin saya ke sekolah dengan pakaian tidak rapi," ujarnya.
Kata Hervina, kondisinya tersebut diketahui oleh kepala sekolah Hamsinah karena dia pernah datang membesuk saat Hervina sakit.
Ia juga menyampaikan sudah dua kali dikeluarkan dari sekolah. Salah satunya adalah saat dia sakit. Bahkan, honornya sebagai pengajar beberapa bulan sebelum jatuh sakit tidak diberikan.