Terkini Nasional
Deddy Sitorus Tantang Haikal Hassan yang Ngaku Rugi Banyak menjadi Oposisi Jokowi: Bisa jadi Fitnah
Deddy Sitorus menantang Sekretaris Jenderal Habib Rizieq Shihab (HRS) Center, Haikal Hassan seusai mengungkap kerugian menjadi oposisi pemerintah.
Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Mohamad Yoenus
TRIBUNWOW.COM - Politisi PDI Perjuangan (PDIP), Deddy Sitorus menantang Sekretaris Jenderal Habib Rizieq Shihab (HRS) Center, Haikal Hassan seusai mengungkap kerugian menjadi oposisi pemerintah.
Hal itu terjadi saat keduanya menjadi bintang tamu dalam acara DUA SISI tvOne, Kamis (11/2/2021).
Sebelunnya, Jokowi mengimbau masyarakat lebih aktif mengutarakan kritik pada pemerintah.
Namun, menurut Haikal, hal lain justru terjadi saat ada pihak yang mengkritik pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Baca juga: Kata Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera soal Jokowi Minta Dikritik: Disuruh Lari, tapi Kakinya Diikat
Baca juga: Bahas Asal Usul Buzzer Pro Pemerintah Jokowi, Dewan Pers Menduga Digerakkan Banyak Aktor
Ia lantas menyinggung nama politisi PDI Perjuangan (PDIP), Deddy Sitorus.
"Pak Jokowi yang saya hormati, acara ini termasuk apresiasi Beliau karena kata-katanya sangat menggugah," kata Haikal.
"Lalu pertanyaannya Pak Deddy tadi 'Emang ada yang kritik Pak Jokowi langsung ditahan? Enggak ada'."
Haikal menambahkan, keberadaan buzzer menghambat masyarakat mengkritik pemerintah.
Sebagai oposisi, ia pun membeberkan kerugian yang dialami.
"Tetapi kerjaan para buzzer yang membuat orang takut dengan contoh-contoh," kata Haikal.
"Di mana pengkritik itu adalah orang-orang yang selama ini memosisikan diri sebagai oposisi."
"Pak Jokowi enggak tahu, misalnya saya, teman-teman yang lain semua," tambahnya.
Baca juga: Ungkit Rekam Jejak Jokowi, Haikal Hassan Duga Imbauan Kritik Sandiwara: Kritik Aku, Kau Ku Tangkap
Namun, reaksi Haikal berubah saat ditanya soal kerugian yang dialami.
Ia mengatakan, usahanya diblok secara sepihak karena menjadi oposisi pemerintah.
"Saya di ruang publik enggak enak sebenarnya," terang Haikal.
"Bahwa saya punya usaha yang diblok, jelas-jelas orangnya datang minta maaf enggak bisa bekerja sama."
"Bukan karena prestasi, karena oposisi, jelas."
Ucapan Haikal langsung disanggah oleh Deddy Sitorus.
Ia bahkan menantang Haikal membuktikan ucapannya.
"Itu saya kira kan udah diminta kritik sama presiden, Babe Haikal sebut aja orangnya," sahut Deddy.
"Karena kalau dia didukung dengan data dan fakta itulah kritik."
"Tapi ketika Anda katakan 'Ada orang datang karena saya oposisi'. Itu yang bisa jadi fitnah," tukasnya.
Simak videonya berikut ini mulai menit awal:
Komentar Sudjiwo Tedjo
Budayawan Sudjiwo Tedjo turut mengomentari soal permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Sebelumnya, Jokowi meminta masyarakat untuk lebih aktif memberi kritik bagi pemerintah.
Namun, anjuran Jokowi itu dinilai bertolakbelakang dengan realita.
Hal itu pula yang diungkap Sudjiwo Tedjo dalam kanal YouTube Indonesia Laywers Club, Rabu (10/2/2021).
Baca juga: Jokowi Minta Masyarakat Aktif Mengkritik, Hendri Satrio: Pemerintah Mau Mendengarkan atau Tidak?
Baca juga: Demokrat Minta Aparatur Sinkron soal Keinginan Jokowi untuk Dikritik: Buzzer-buzzer Sangat Reaktif
Menurut Sudjiwo, banyaknya buzzer menyebabkan masyarakat semakin enggan memberi kritik terhadap pemerintah.
"Pertama, dewan bahasa harus turun bahwa yang namanya berpendapat dengan baper itu beda," ujar Sudjiwo.
"Sekarang ada upaya yang sistematis."
Sudjiwo bahkan menyebut hal itu seperti sudah direncanakan secara sistematis.
Meski enggan menuduh, Sudjiwo berharap pemerintah ikut turun tangan memusnahkan para buzzer.
"Saya tidak menuduh siapa pun, tapi goverment harus ikut bertanggungjawab," ujar Sudjiwo.
"Karena goverment juga mewadahi bahasa, pusat pengembangan bahasa."
Baca juga: Ade Armando Sebut Jokowi Tak Baperan saat Dikritik, Singgung Rocky Gerung hingga Refly Harun
Baca juga: Ridwan Remin Terancam Diperkarakan Ruben Onsu, Postingan sang Komika soal Ngaca Tuai Kritikan
Ia menambahkan, saat ini, kritik sudah disalahartikan oleh sebagian masyarakat.
Sudjiwo menyebut, hal itu menyebabkan masyarakat semakin malas mengutarakan pendapat.
"Artinya kalau curhat, mengeluh dan berpendapat sama aja disebut baper," ucapnya.
"Begitu ada orang berpendapat 'Ah lo baper', makin lama orang makin males berpendapat."
"Dan ini kayaknya upaya sistematis. Sekarang ada upaya sistematis lagi bahwa kritik sama dengan hujatan."
"Dianggap Sudjiwo Tedjo membela hujatan," sambungnya.
Sudjiwo lantas membahas perbedaan antara kritik dan hujatan.
Di akhir pernyataannya, Sudjiwo sempat memutus kalimatnya dan hanya terbahak.
"Enggak, yang aku sebut kritik itu tidak menyerang pribadi."
"Artinya siapa pun, mau dari kubu mana pun kalau pribadi itu namanya bukan kritik, hujatan yang harus ditertibkan," tukasnya. (TribunWow.com)