Breaking News:

Terkini Nasional

Jokowi Minta Dikritik, Haikal Hassan Bongkar Kerugian Jadi Oposisi: Jelas-jelas Orangnya Minta Maaf

Sekretaris Jenderal Habib Rizieq Shihab (HRS) Center, Haikal Hassan buka suara soal imbauan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Ananda Putri Octaviani
YouTube/Akbar Faizal Uncensored
Sekretaris Jenderal HRS Center, Haikal Hassan dalam kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored, Senin (1/2/2021). 

TRIBUNWOW.COM - Sekretaris Jenderal Habib Rizieq Shihab (HRS) Center, Haikal Hassan buka suara soal imbauan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Haikal Hassan mengaku mengalami kerugian akibat menjadi oposisi pemerintahan presiden asal Solo, Jawa Tengah itu.

Seperti yang diungkapkannya dalam acara DUA SISI tvOne, Kamis (11/2/2021).

Sebelunnya, Jokowi mengimbau masyarakat lebih aktif mengutarakan kritik pada pemerintah.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat aktif mengkritik pemerintah, disampaikan dalam acara Peluncuran Laporan Tahunan Ombudsman RI Tahun 2020, Senin (8/2/2021).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta masyarakat aktif mengkritik pemerintah, disampaikan dalam acara Peluncuran Laporan Tahunan Ombudsman RI Tahun 2020, Senin (8/2/2021). (Capture YouTube Sekretariat Presiden)

Baca juga: Jokowi Minta Dikritik, Sudjiwo Tedjo Tagih Tanggung Jawab Atasi Buzzer: Kalau Curhat Disebut Baper

Baca juga: Bahas Asal Usul Buzzer Pro Pemerintah Jokowi, Dewan Pers Menduga Digerakkan Banyak Aktor

Namun, menurut Haikal, hal lain justru terjadi saat ada pihak yang mengkritik pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.

Ia lantas menyinggung nama politisi PDI Perjuangan (PDIP), Deddy Sitorus.

"Pak Jokowi yang saya hormati, acara ini termasuk apresiasi Beliau karena kata-katanya sangat menggugah," kata Haikal.

"Lalu pertanyaannya Pak Deddy tadi 'Emang ada yang kritik Pak Jokowi langsung ditahan? Enggak ada'."

Haikal menambahkan, keberadaan buzzer menghambat masyarakat mengkritik pemerintah.

Sebagai oposisi, ia pun membeberkan kerugian yang dialami.

Baca juga: Pengamat Sebut Permintaan Jokowi untuk Dikritik Aneh: Apakah Mau Tertibkan Buzzer Bayaran?

Baca juga: Jokowi Minta Dikritik, Ini 3 Aktivis yang Harus Berurusan dengan Polisi karena Kritik Pemerintah

"Tetapi kerjaan para buzzer yang membuat orang takut dengan contoh-contoh," kata Haikal.

"Di mana pengkritik itu adalah orang-orang yang selama ini memosisikan diri sebagai oposisi."

"Pak Jokowi enggak tahu, misalnya saya, teman-teman yang lain semua," tambahnya.

Namun, reaksi Haikal berubah saat ditanya soal kerugian yang dialami.

Ia mengatakan, usahanya diblok secara sepihak karena menjadi oposisi pemerintah.

"Saya di ruang publik enggak enak sebenarnya," terang Haikal.

"Bahwa saya punya usaha yang diblok, jelas-jelas orangnya datang minta maaf enggak bisa bekerja sama."

"Bukan karena prestasi, karena oposisi, jelas."

Ucapan Haikal langsung disanggah oleh Deddy Sitorus.

Ia bahkan menantang Haikal membuktikan ucapannya.

"Itu saya kira kan udah diminta kritik sama presiden, Babe Haikal sebut aja orangnya," sahut Deddy.

"Karena kalau dia didukung dengan data dan fakta itulah kritik."

"Tapi ketika Anda katakan 'Ada orang datang karena saya oposisi'. Itu yang bisa jadi fitnah," tukasnya.

Simak videonya berikut ini mulai menit awal:

Komentar Sudjiwo Tedjo

Budayawan Sudjiwo Tedjo turut mengomentari soal permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebelumnya, Jokowi meminta masyarakat untuk lebih aktif memberi kritik bagi pemerintah.

Namun, anjuran Jokowi itu dinilai bertolakbelakang dengan realita.

Hal itu pula yang diungkap Sudjiwo Tedjo dalam kanal YouTube Indonesia Laywers Club, Rabu (10/2/2021).

Baca juga: Jokowi Minta Masyarakat Aktif Mengkritik, Hendri Satrio: Pemerintah Mau Mendengarkan atau Tidak?

Baca juga: Demokrat Minta Aparatur Sinkron soal Keinginan Jokowi untuk Dikritik: Buzzer-buzzer Sangat Reaktif

Menurut Sudjiwo, banyaknya buzzer menyebabkan masyarakat semakin enggan memberi kritik terhadap pemerintah.

"Pertama, dewan bahasa harus turun bahwa yang namanya berpendapat dengan baper itu beda," ujar Sudjiwo.

"Sekarang ada upaya yang sistematis."

Sudjiwo bahkan menyebut hal itu seperti sudah direncanakan secara sistematis.

Meski enggan menuduh, Sudjiwo berharap pemerintah ikut turun tangan memusnahkan para buzzer.

"Saya tidak menuduh siapa pun, tapi goverment harus ikut bertanggungjawab," ujar Sudjiwo.

"Karena goverment juga mewadahi bahasa, pusat pengembangan bahasa."

Baca juga: Ade Armando Sebut Jokowi Tak Baperan saat Dikritik, Singgung Rocky Gerung hingga Refly Harun

Baca juga: Ridwan Remin Terancam Diperkarakan Ruben Onsu, Postingan sang Komika soal Ngaca Tuai Kritikan

Ia menambahkan, saat ini, kritik sudah disalahartikan oleh sebagian masyarakat.

Sudjiwo menyebut, hal itu menyebabkan masyarakat semakin malas mengutarakan pendapat.

"Artinya kalau curhat, mengeluh dan berpendapat sama aja disebut baper," ucapnya.

"Begitu ada orang berpendapat 'Ah lo baper', makin lama orang makin males berpendapat."

"Dan ini kayaknya upaya sistematis. Sekarang ada upaya sistematis lagi bahwa kritik sama dengan hujatan."

"Dianggap Sudjiwo Tedjo membela hujatan," sambungnya.

Sudjiwo lantas membahas perbedaan antara kritik dan hujatan.

Di akhir pernyataannya, Sudjiwo sempat memutus kalimatnya dan hanya terbahak.

"Enggak, yang aku sebut kritik itu tidak menyerang pribadi."

"Artinya siapa pun, mau dari kubu mana pun kalau pribadi itu namanya bukan kritik, hujatan yang harus ditertibkan," tukasnya. (TribunWow.com)

Tags:
JokowiHaikal HassanOposisiKritik
Berita Terkait
ANDA MUNGKIN MENYUKAI
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved