Terkini Nasional
Ade Armando Sebut Jokowi Tak Baperan saat Dikritik, Singgung Rocky Gerung hingga Refly Harun
Dosen Komunikasi UI, Ade Armandon buka suara soal keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta masyarakat lebih aktif memberikan kritik.
Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
TRIBUNWOW.COM - Dosen Komunikasi Universitas Indonesia (UI), Ade Armandon buka suara soal keinginan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta masyarakat lebih aktif memberikan kritik.
Dilansir TribunWow.com, Ade Armando menilai bahwa selama ini justru sudah banyak kritik yang datang dan ditujukkan kepada pemerintah, termasuk kepada Jokowi.
Hal itu disampaikannya dalam acara Kompas Petang, Rabu (10/2/2021).

Baca juga: Jokowi Minta Masyarakat Aktif Mengkritik, Rocky Gerung: Sementara Buzzernya Masih Terus Membully
Baca juga: Sufmi Dasco Pertemukan Natalius Pigai-Abu Janda, Rocky Gerung: Mestinya Rizieq Shihab dengan Jokowi
Oleh karenanya, Ade Armando membantah ketika Jokowi selama ini disebut anti kritik, sehingga sampai harus dipersilakan terlebih dahulu.
"Jadi memang bukan hanya sudah lama masyarakat mengkritik, tapi memang sudah lama Presiden Jokowi sendiri bersedia menerima kritik secara terbuka," ujar Ade Armando.
"Saya rasa tidak ada keraguan terhadap niat Pak Jokowi untuk mengizinkan kritik datang kepada dirinya maupun pemerintah," imbuhnya.
Ade Armando lantas menyinggung orang-orang yang kerap sekali memberikan kritik, bahkan dilakukan secara keras.
Mulai dari Rizal Ramli, Refly Harun hingga Rocky Gerung.
"Coba aja kita lihat ada sedikit banyak masyarakat sipil yang bersuara sangat keras dan tidak mendapatkan perlakukan apa-apa," kata Ade Armando.
"Misalnya orang seperti Rizal Ramli, Refly Harun, Rocky Gerung bisa dengan mudah menkritik pemerintah tanpa adanya respons negatif dari pemerintah," ungkapnya.
Baca juga: Demokrat Tuding Moeldoko Janjikan Rp100 Juta ke Kader demi Jadi Ketum: Jika Pemilik Suara Setuju KLB
Lebih lanjut, Ade Armando mengatakan bahwa selama ini Jokowi sudah bisa menerima kritik tersebut secara objektif dan tidak terlihat baperan.
"Pak Jokowi juga tidak terlihat seperti baperan," katanya.
Sementara itu terkait soal kasus pelaporan terhadap orang yang mengkritik, Ade Armando menilai kritik tersebut malah bukan ditujukkan kepada pemerintah.
Namun menurutnya justru kepada orang per orangan.
"Jadi dalam hal ini, sebetulnya yang lebih banyak jadi kasus dibawa ke ranah pegadilan, contohnya saja kasus Maaher (almarhum) karena mengkritik Habib Lutfi, Ahmad Dhani Dewa itu mengecam para pendukung Ahok," jelas Ade Armando.
"Saya tidak ingat ada orang yang keras mengkritik Pak Jokowi atau pemerintah kemudian kena perkara hukum."
"Kalau diserang buzzer, menurut saya dalam kebebasan berekspresi itu adalah akibat yang tak terhindarkan," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 12.43
Rocky Gerung: Sementara Buzzernya Masih Terus Membully
Pengamat Politik Rocky Gerung tanggapi pernyataan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta masyarakat supaya lebih aktif untuk menyampaikan kritik terhadap kinerja pemerintah.
Pernyataan dari Jokowi tersebut disampaikan saat memberikan pidato dalam acara Peluncuran Laporan Tahunan Ombudsman RI Tahun 2020, Senin (8/2/2021).
Dilansir TribunWow.com dalam kanal YouTube pribadinya, Selasa (9/2/2021), Rocky Gerung menilai apa yang disampaikan Jokowi hanyalah sebatas ucapan saja.
Baca juga: Sufmi Dasco Pertemukan Natalius Pigai-Abu Janda, Rocky Gerung: Mestinya Rizieq Shihab dengan Jokowi
Baca juga: Kaitkan Pidato Prabowo dengan Jokowi, Effendi Ghazali: Jadi Ini Bagus, Balance
Selain itu, Rocky Gerung juga menilai ada pengecualian atas ucapan Jokowi tersebut.
"Jadi sebetulnya sinyal dari Presiden Jokowi, silahkan beri kritik pada kami kecuali dari kalangan radikal," ujar Rocky Gerung.
"Jadi Presiden Jokowi, kupingnya dua-duanya hanya ingin mendapatkan kritik yang ujungnya adalah memuji," katanya.
Menurutnya, pernyataan Jokowi yang meminta masyarakat kurang sesuai dengan konteks waktu, tempat dan acaranya.
"Kalau dia konsisten yaudah dia bicara di depan publik, di belakangnya ada pimpinan-pimpinan tinggi negara dan diumumkan bahwa tahanan politik tidak boleh diadili harus segera dibubarkan," ungkapnya.
Rocky Gerung lantas mencontohkan kondisi kontras yang terjadi di Tanah Air.
Ia menyinggung masih banyaknya buzzer yang menyerang kepada mereka yang memberikan kritik kepada pemerintah.
Termasuk juga masih adanya perlakukan hukum kepada oara pelaku kritik.
Baca juga: Susi Pudjiastuti Luruskan soal Debatnya dengan Ferdinand Hutahaean pada Cuitan Jokowi
"Sementara buzzernya masih melakukan pem-bully-an, sementara sistem peradilan kita tidak bisa dipercaya sebagai imparsial," terang Rocky Gerung.
"Sementara penangkapan-penangkapan poltisi, ulama, segala macam, hanya mengucapkan kritik juga bertambah justru," imbuhnya.
"Jadi apa poinnya? Enggak ada apa-apa itu," pungkasnya. (TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)