Terkini Nasional
Pramono Anung Ikut Suarakan Jokowi Minta Dikritik, Rocky Gerung: Gue Ingin Lo Tegaskan Maksud
Akademisi Rocky Gerung turut mengomentari permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar terus dikritik rakyat.
Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
TRIBUNWOW.COM - Akademisi Rocky Gerung turut mengomentari permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar terus dikritik rakyat.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui kanal YouTube Rocky Gerung Official, Rabu (10/2/2021).
Permintaan Jokowi itu turut disuarakan Sekretaris Kabinet (Setkab) Pramono Anung dengan menyebut pemerintah butuh dikritik pedas dan keras.

Baca juga: Komnas HAM Desak Usut Kematian Ustaz Maaher, Rocky Gerung: Mereka Hasil Tukar Tambah Politik
Rocky Gerung lalu menanggapi pernyataan Pramono Anung.
"Saya malah enggak tahu Pramono Anung meneruskan argumentasi buat dikritik. Mudah-mudahan itu betul," ungkap Pramono Anung.
Ia mengingatkan agar Pramono Anung konsisten dengan ucapannya serta mengawasi Jokowi setelah mengeluarkan pernyataan minta dikritik.
"Kalau Pramono Anung konsisten, dia harus awasi apakah betul presidennya konsisten," singgung pengamat politik ini.
Rocky juga menyoroti permintaan dikritik yang disebut Jokowi, apakah maksudnya benar-benar kritik.
"Jangan sampai presiden berbalik, Pramono datang ke pers mengatakan, 'Yang dimaksud presiden adalah kritik tapi membangun, kritik tapi sopan, kritik tapi jangan bersifat menuntut perubahan politik drastis'," ucap Rocky.
"Kalau itu, akhirnya kita tahu Pramono Anung juga bagian dari 'I've got one hand in my pocket and the other one is flicking a cigarette', kata penyanyi Alanis Morisette tahun 1980-an," tambahnya.
Baca juga: Jokowi Minta Masyarakat Aktif Mengkritik, Rocky Gerung: Sementara Buzzernya Masih Terus Membully
Ia menyinggung Pramono merupakan satu dari beberapa pendiri Setara Institute yang bergerak di bidang advokasi demokrasi dan hak asasi manusia (HAM).
"Saya sekaligus peringatkan melalui forum ini. Saya berteman dengan Pramono Anung, bahkan saya sama-sama dengan Pramono Anung mendirikan Setara Institute," ungkit Rocky.
Rocky mengingatkan Pramono agar konsisten menerima kritik dari masyarakat.
"Saya tahu bahwa yang diucapkan Pramono itu punya konsekuensi lho. Nanti dia sebagai salah satu pendiri Setara Institute yang fight untuk hak asasi manusia akan dilihat record-nya, kenapa Anda mencla-mencle?" katanya.
"Jadi Pram, sebagai kawan gue ingin lo tegaskan apa yang lo maksud dengan menerangkan fungsi dari kritik yang diterapkan presiden," tandasnya.
Lihat videonya mulai menit 8.20:
Tanggapi Jokowi Minta Masyarakat Aktif Mengkritik
Pengamat Politik Rocky Gerung tanggapi pernyataan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta masyarakat supaya lebih aktif untuk menyampaikan kritik terhadap kinerja pemerintah.
Pernyataan dari Jokowi tersebut disampaikan saat memberikan pidato dalam acara Peluncuran Laporan Tahunan Ombudsman RI Tahun 2020, Senin (8/2/2021).
Dilansir TribunWow.com dalam kanal YouTube pribadinya, Selasa (9/2/2021), Rocky Gerung menilai apa yang disampaikan Jokowi hanyalah sebatas ucapan saja.
Baca juga: Sufmi Dasco Pertemukan Natalius Pigai-Abu Janda, Rocky Gerung: Mestinya Rizieq Shihab dengan Jokowi
Baca juga: Kaitkan Pidato Prabowo dengan Jokowi, Effendi Ghazali: Jadi Ini Bagus, Balance
Selain itu, Rocky Gerung juga menilai ada pengecualian atas ucapan Jokowi tersebut.
"Jadi sebetulnya sinyal dari Presiden Jokowi, silahkan beri kritik pada kami kecuali dari kalangan radikal," ujar Rocky Gerung.
"Jadi Presiden Jokowi, kupingnya dua-duanya hanya ingin mendapatkan kritik yang ujungnya adalah memuji," katanya.

Menurutnya, pernyataan Jokowi yang meminta masyarakat kurang sesuai dengan konteks waktu, tempat dan acaranya.
"Kalau dia konsisten yaudah dia bicara di depan publik, di belakangnya ada pimpinan-pimpinan tinggi negara dan diumumkan bahwa tahanan politik tidak boleh diadili harus segera dibubarkan," ungkapnya.
Rocky Gerung lantas mencontohkan kondisi kontras yang terjadi di Tanah Air.
Ia menyinggung masih banyaknya buzzer yang menyerang kepada mereka yang memberikan kritik kepada pemerintah.
Termasuk juga masih adanya perlakukan hukum kepada oara pelaku kritik.
Baca juga: Susi Pudjiastuti Luruskan soal Debatnya dengan Ferdinand Hutahaean pada Cuitan Jokowi
"Sementara buzzernya masih melakukan pem-bully-an, sementara sistem peradilan kita tidak bisa dipercaya sebagai imparsial," terang Rocky Gerung.
"Sementara penangkapan-penangkapan poltisi, ulama, segala macam, hanya mengucapkan kritik juga bertambah justru," imbuhnya.
"Jadi apa poinnya? Enggak ada apa-apa itu," pungkasnya. (TribunWow.com/Brigitta/Elfan)